Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus berinovasi dalam produk aset keuangan digital, salah satunya adalah melalui tokenisasi. Tren tokenisasi sendiri bertumbuh sangat positif di dunia dan diharapkan akan juga berkembang di Indonesia.
OJK memperkirakan tren tokenisasi akan terus menjadi salah satu pendorong utama inovasi di dalam industri aset digital.
Kepala eksekutif pengawas inovasi teknologi sektor keuangan, aset keuangan digital dan aset kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hasan Fawzi mengungkapkan bahwa tokenisasi merubah paradigma ownership dan value suatu aset.
Adanya tokenisasi, OJK melihat suatu aset bernilai tinggi yang semula hanya dapat diakses oleh segelintir konsumen masyarakat ke depan bisa diakses lebih banyak pihak atau para investor.
"Mekanisme ini tidak hanya memperluas peluang partisipasi bagi investor ritel dan institusi. Tapi diharapkan akan terus meningkatkan likuiditas dari aset yang sebelumnya bersifat tidak terlalu likuid," jelas Hasan di acara Harnessing Digital Assets for Financial Market Growth and Enhanced Financial Inclusion pada Selasa (11/2/2025).
Hasan mengatakan bahwa tokenisasi Real World Asset (RWA) dunia tumbuh lebih dari 60% sepanjang tahun 2024 dan mencapai nilai US$13,5 miliar.
Sejalan dengan perkembangan tren tokenisasi tersebut, OJK aktif eksplorasi model bisnis berbasis tokenisasi di dalam ruang uji coba inovasi atau regulatory sandbox.
"Saat ini tercatat ada 4 peserta resmi di dalam OJK yang mengembangkan solusi tokenisasi RWA yang diharapkan dapat mendorong meningkatkan efisiensi perdagangan aset, perluas akses instrumen investasi, dan meningkatkan transparansi bagi pemangku kepentingan," ungkap Hasan.
Hasan berharap kehadiran tokenisasi sebagai model bisnis baru dapat mempercepat digitalisasi aset, meningkatkan integrasi dengan sktor jasa keuangan lainnya, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan kegiatan keuangan serta ekonomi nasional.
"Inovasi dari tokenisasi dan pemanfaatan blockchain diproyeksikan akan memberikan dampak transformasional di sektor keuangan. Di Samping diharapkan dapat meningkatkan efisiensi di perdagangan sendiri dan membuka peluang peningkatan inklusi keuangan dan penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi yg baru," ucap Hasan.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Cegah Potensi Manipulasi-Spekulasi, OJK Awasi Ketat Koin Kripto
Next Article Investor Kripto RI Capai 21,27 Juta & Transaksi Rp 426 T Naik 301%