Tumpukan Utang Sritex (SRIL) yang Menggunung di 28 Bank

20 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) tengah menumpuk utang hingga dinyatakan pailit. Utangnya pun tersebar di berbagai bank di Indonesia dengan nominal yang berbeda-beda.

Mengacu pada laporan keuangan per semester I-2024, liabilitas SRIL tercatat sebesar US$1,6 miliar atau sekitar Rp 25,01 triliun, sementara ekuitasnya telah mencatatkan defisiensi modal sebesar -US$ 980,56 juta.

Liabilitas SRIL didominasi oleh liabilitas jangka panjang, dengan perolehan sebesar US$1,47 miliar. Sementara liabilitas jangka pendeknya tercatat sebesar US$131,42 juta.

Adapun utang bank menjadi salah satu pos paling besar yang menyumbang liabilitas jangka panjang SRIL, dengan nilai sebesar US$809,99 juta atau sekitar Rp12.66 triliun.

Hingga paruh pertama tahun ini, setidaknya terdapat 28 bank yang memiliki tagihan kredit jangka panjang atas Sritex. Dari 28 bank tersebut, SRIL paling banyak memiliki kredit dari BCA.

Diketahui, utang bank jangka panjang SRIL di BCA mencapai US$71,30 juta atau sekitar Rp1,11 triliun. BCA juga memiliki tagihan utang bank jangka pendek sebesar US$11,37 juta di SRIL.

Masih di pos utang bank jangka panjang, di posisi kedua terdapat State Bank of India, Cabang Singapura dengan total kredit sebesar US$43,89 juta. Selanjutnya, di posisis ketiga ada PT Bank QNB Indonesia dengan nilai sebesar US$36,94 juta.

Lebih jauh, Citibank NA, Indonesia berada diposisi keempat dengan total kredit sebesar US$35,83 juta. Sementara di posisi kelima, PT Bank Mizuho Indonesia ikut masuk dalam daftar kreditur Sritex dengan akumulasi kredit sebesar US$33,7 juta.

Berikut daftar utang bank jangka panjang Sritex per Juni 2024:

  1. PT Bank Central Asia Tbk - US$ 71,309,857
  2. State Bank of India, Singapore Branch - US$ 43,881,272
  3. PT Bank QNB Indonesia Tbk - US$ 36,939,779
  4. Citibank N.A., Indonesia - US$ 35,828,895
  5. PT Bank Mizuho Indonesia - US$ 33,709,712
  6. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk - US$ 33,270,249
  7. PT Bank Muamalat Indonesia - US$ 25,450,735
  8. PT Bank CIMB Niaga Tbk - US$ 25,339,757
  9. PT Bank Maybank Indonesia Tbk - US$ 25,164,698
  10. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah - US$ 24,802,906
  11. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - US$ 23,807,151
  12. Bank of China (Hong Kong) Limited - US$ 21,775,703
  13. PT Bank KEB Hana Indonesia - US$ 21,531,858
  14. Taipei Fubon Commercial Bank Co., Ltd. - US$ 20,000,000
  15. Woori Bank Singapore Branch - US$ 19,870,570
  16. Standard Chartered Bank - US$ 19,570,364
  17. PT Bank DBS Indonesia - US$ 18,238,799
  18. PT Bank Permata Tbk - US$ 16,707,799
  19. PT Bank China Construction Indonesia Tbk - US$ 14,912,907
  20. PT Bank DKI - US$ 9,130,551
  21. Bank Emirates NBD - US$ 9,614,459
  22. ICICI Bank Ltd., Singapore Branch - US$ 6,959,350
  23. PT Bank CTBC Indonesia - US$ 6,950,110
  24. Deutsche Bank AG - US$ 6,821,159
  25. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk - US$ 4,970,990
  26. PT Bank Danamon Indonesia Tbk - US$ 4,519,552
  27. PT Bank SBI Indonesia - US$ 4,380,882
  28. MUFG Bank, Ltd. - US$ 23,777,384

(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pailit Sritex "Puncak" Masalah Industri Tekstil, Apa Soalnya?

Next Article Dulu Raja Kain Ikon Penguasa, Sekarang Malah Karam Tertimbun Utang

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|