Vale Indonesia dan UGM Dorong Transformasi Hijau di Sektor Pertambangan

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Transformasi hijau di sektor pertambangan dinilai semakin mendesak di tengah tingginya emisi karbon dan terbatasnya reklamasi lingkungan pascatambang. Melalui kolaborasi antara dunia industri dan akademisi, langkah menuju praktik pertambangan berkelanjutan mulai diperkuat, salah satunya melalui kerja sama antara PT Vale Indonesia Tbk dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sebagai bagian dari upaya memperkuat literasi publik tentang sustainable mining, PT Vale Indonesia bersama UGM dan didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menggelar talkshow bertajuk Sustainable Mining for The Future pada 1 Oktober 2025 di Yogyakarta. Kegiatan ini mengusung tema Building a Young Generation for Sustainable Mining through Innovation, Collaboration, and Good Mining Practices.”

Direktur Kemitraan dan Relasi Global UGM Puji Astuti membuka kegiatan dengan menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam membangun kesadaran generasi muda terhadap prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) di sektor pertambangan. “Kolaborasi antara kampus dan industri adalah kunci untuk menciptakan praktik pertambangan yang lebih transparan, inovatif, dan berkelanjutan,” ujar Puji.

Acara ini menghadirkan CEO PT Vale Indonesia Tbk Bernardus Irmanto, perwakilan Kementerian ESDM Lilik Kurniawan, serta akademisi dari Departemen Teknik Geologi UGM Lucas Donny Setijadji. Dalam diskusi, para narasumber menyoroti tantangan besar yang dihadapi sektor pertambangan, mulai dari tingginya emisi karbon hingga minimnya reklamasi lahan pascatambang.

Data menunjukkan, aktivitas pertambangan di Indonesia menyumbang sekitar 45 juta ton CO₂ per tahun dan 30 juta ton berasal dari batu bara dan 15 juta ton dari nikel. Sementara itu, total reklamasi pascatambang baru mencapai 7.920 hektare pada 2023, jauh di bawah luas area tambang aktif.

Bernardus Irmanto menegaskan perlunya perubahan paradigma industri pertambangan yang selama ini berorientasi pada eksploitasi sumber daya. “Pertambangan tidak boleh lagi sekadar soal menggali dan mengambil. Industri ini harus dilandasi semangat keberlanjutan dan tanggung jawab jangka panjang,” ujarnya.

Menurut Bernardus, PT Vale berkomitmen untuk menjadi bagian dari transformasi hijau nasional dengan menerapkan produksi rendah emisi, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, serta pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasional.

“Kami di PT Vale berkomitmen untuk menjadi bagian dari transformasi masa depan yang lebih baik, melalui produksi rendah emisi, pengelolaan lahan dan air yang berkelanjutan, serta pemberdayaan masyarakat lokal,” tambahnya.

Kementerian ESDM dalam forum ini juga menekankan pentingnya kebijakan One Map Policy dan sistem informasi tambang yang transparan guna memperkuat tata kelola sektor minerba. Sementara kalangan akademisi menilai bahwa inovasi teknologi hijau, termasuk energi terbarukan di proses penambangan dan pengolahan mineral, menjadi faktor penentu keberhasilan transisi menuju pertambangan berkelanjutan.

Dengan kolaborasi lintas sektor ini, PT Vale Indonesia dan UGM berharap dapat menumbuhkan kesadaran generasi muda untuk turut berperan dalam menciptakan industri pertambangan yang efisien, bertanggung jawab, dan ramah lingkungan.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|