Jakarta, CNBC Indonesia - Wabah norovirus, yang juga dikenal sebagai flu perut, tengah merebak dengan parah di Amerika Serikat (AS). Para dokter pun berbagi saran tentang apa yang harus diwaspadai terkait penyakit tersebut.
Berikut informasi terkait wabah norovirus, seperti dikutip Newsweek pada Selasa (31/12/2024).
Kasus di AS
Data terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyebut penyakit yang sangat menular ini telah mencapai tingkat tertingginya untuk saat ini dalam lebih dari satu dekade. CDC telah melaporkan 91 wabah selama minggu tanggal 5 Desember, naik dari rata-rata 65 selama periode yang sama dari tahun 2012 hingga 2020.
Penyakit ini menyebabkan rata-rata 900 kematian setiap tahunnya, sebagian besar di antara orang dewasa yang lebih tua, bersama dengan 109.000 rawat inap dan 19 juta hingga 21 juta kasus di AS setiap tahunnya. Meski begitu, tindakan pencegahan dapat menyelamatkan nyawa.
Apa Itu Norovirus?
Norovirus adalah penyebab utama penyakit bawaan makanan di AS, yang bertanggung jawab atas hampir 58% infeksi bawaan makanan setiap tahunnya. CDC telah mengidentifikasi sayuran berdaun, buah-buahan segar, dan kerang sebagai sumber umum wabah norovirus.
Dr. William Schaffner, seorang profesor penyakit menular di Sekolah Kedokteran Universitas Vanderbilt di Nashville, Tennessee, mengatakan bahwa ini "penyakit singkat, tetapi ganas". Ia menggolongkan perkembangan gejala yang umum sebagai dimulai "dengan episode muntah yang tiba-tiba dan meledak yang segera diikuti oleh lebih banyak muntah dan sering kali diare".
"Biasanya, kebanyakan orang pulih dalam waktu satu hingga tiga hari, kecuali orang tua, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan beberapa anak-anak.," katanya.
"Dehidrasi menjadi perhatian khusus bagi orang yang sangat muda dan tua yang mungkin memerlukan rawat inap untuk rehidrasi," kata Schaffner.
Meskipun wabah paling sering terjadi dari bulan November hingga April, Dr. Jatin Vyas, profesor penyakit menular di Sekolah Kedokteran Universitas Columbia di New York City, mengatakan bahw para ahli penyakit menular mulai menganggap norovirus sebagai semacam proses sepanjang tahun, dan hanya ada pasang surut. Penyakit ini, katanya, sebagian besar penyakit terkait dengan pasokan makanan, sehingga sebetulnya dapat dihindari.
"Virus tersebut cukup kuat dan jika kita membekukan makanan [yang terkontaminasi], sebenarnya masih dapat terkontaminasi dan menular," katanya.
" Di sisi lain, diperlukan suhu berkelanjutan di atas 60 derajat Celsius (140 derajat Fahrenheit) untuk didekontaminasi," tambahnya.
"Namun, sayuran berdaun hijau seperti selada, yang sering menjadi sumber kontaminasi, biasanya disajikan mentah dalam salad," ujarnya lagi.
Pencegahan Norovirus
Dosis kecil 10 partikel virus saja dapat membuat seseorang sakit, menjadikannya salah satu patogen yang paling mudah menular. Karena virus ini "sangat menular" dan menyebar dengan sangat cepat, terutama di tempat-tempat yang terdapat banyak orang.
Schaffner mengatakan menjaga kebersihan tangan dengan baik dan berulang-ulang merupakan pencegahan terbaik selain menjauhi mereka yang sakit. Vyas setuju dan mengatakan bahwa mencuci tangan mungkin merupakan hal terbaik yang dapat dilakukan.
CDC menganjurkan orang untuk mencuci tangan dengan sabun dan air. Badan itu juga mengatakan pembersih tangan (handsanitizer) saja tidak bekerja dengan baik terhadap norovirus.
Mengingat sebagian besar penyakit ditularkan melalui makanan dan fomite yang terkontaminasi, benda mati atau permukaan yang disentuh oleh orang yang terkontaminasi, penggunaan masker wajah tak diperlukan. Virus memang dapat bertahan di permukaan dan benda selama beberapa jam namun CDC menganjurkan orang untuk membersihkan dan mendisinfeksi permukaan.
Di sisi lain, meskipun tidak ada vaksin khusus untuk mengobati norovirus, pengujian sudah dilakukan untuk vaksin potensial. Salah satunya dilakukan Moderna.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Nasib Tiktok di AS, Diujung Tanduk
Next Article Wabah Kolera Serang Sudan, 593 Kasus, 28 Meninggal Dunia