Arsip-Foto pengamatan visual BPPTKG menunjukkan guguran awan panas di Gunung Merapi, Kamis (25/1/2024). - ist - BPPTKG
Harianjogja.com, BOYOLALI- Warga di sekitar Gunung Merapi, khususnya Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali melaporkan adanya hujan abu tipis dan bau belerang, Rabu (22/10/2025).
Warga, Samiran, Rohmadi, menyampaikan terdapat hujan abu tipis di wilayahnya. “Tadi sekitar pukul 10.00 WIB, hujan abu tipis,” kata dia.
Sementara itu, warga Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Amarto, menyampaikan di desa terdekat dengan Gunung Merapi tersebut tidak terpantau hujan abu.
“Tapi sekitar pukul 09.00 WIB ada bau belerang. Visual Merapi dari sini tidak kelihatan karena tertutup kabut. Semoga aman mandali [aman terkendali],” kata dia.
Meski demikian hujan abu tipis dan belerang terpantau tidak mengganggu aktivitas warga. Terlebih, tidak banyak orang menyadari hal tersebut.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Suratno, membenarkan informasi di wilayah Samiran terjadi hujan abu sangat tipis.
“Kami juga sedang inventarisasi data daerah mana saja yang terdampak hujan abu,” kata dia.
Sementara itu, berdasarkan laporan aktivitas Gunung Merapi dari bagian Humas Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode pengamatan pada Rabu pukul 06.00 WIB-12.00 WIB terdapat 36 guguran dengan amplitudo 2-33 mm dan durasi 64.37 detik-240.88 detik.
“Teramati guguran lava sebanyak 2 kali mengarah ke arah Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum 1800 meter. Tingkat aktivitas Gunung Merapi ada di level III atau Siaga,” tulis dalam laporan tersebut.
Tingkat aktivitas Siaga III Gunung Merapi telah ditetapkan sejak 5 November 2020. Atas status tersebut. dituliskan rekomendasi berupa potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Kemudian, di sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas guguran di dalam daerah potensi bahaya. Masyarakat juga diimbau agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Masyarakat diminta untuk mewaspadai bahaya lahar dan awanpanas guguran (APG) terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi. Masyarakat juga diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tulis dalam laporan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Espos.id