Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Ngozi Okonjo-Iweala, akhirnya memberi komentar tentang perang dagang melalui kenaikan tarif impor, yang dilakukan pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Dalam konferensi pers Rabu, ia berujar tarif timbal balik (resiprokal) Trump, "sangat mengkhawatirkan" seraya memperkirakan bahwa perdagangan global akan turun tahun ini karena tarif Trump.
"Penurunan ini diperkirakan akan sangat tajam di Amerika Utara," kata WTO, yang memperkirakan perdagangan akan turun lebih dari sepersepuluh di kawasan itu, sebagaimana dimuat BBC, Kamis (17/4/2025).
"Pemisahan AS dan China ... fenomena yang benar-benar mengkhawatirkan bagi saya".
Foto: Direktur Jenderal Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Ngozi Okonjo-Iweala. (Photo by ANDREAS SOLARO/AFP via Getty Images)
WTO sebelumnya memperkirakan perdagangan barang global akan meningkat sebesar 2,7% pada tahun 2025. Namun karena perang dagang, kini perdagangan diperkirakan akan turun sebesar 0,2%.
Perdagangan antara AS dan China bisa anjlok sebesar 81-91% tanpa pengecualian, terutama untuk produk teknologi seperti telepon pintar. Okonjo-Iweala mengatakan WTO sedang mempertimbangkan negara-negara anggotanya untuk mengadakan pertemuan darurat guna membahas situasi tersebut.
"Prospek perdagangan global telah memburuk tajam akibat lonjakan tarif dan ketidakpastian kebijakan perdagangan," tambahnya lagi.
"Ketidakpastian mendorong peningkatan kehati-hatian dalam pengambilan keputusan," ujarnya.
Sebelumnya, WTO memperkirakan pertumbuhan PDB global sebesar 2,8% untuk tahun 2025. Tetapi sekarang memperkirakan pertumbuhan yang lebih rendah sebesar 2,2%.
"Ketidakpastian mendorong peningkatan kehati-hatian dalam pengambilan keputusan," kata WTO dalam rilisnya menunjuk pada bukti bahwa ketidakpastian kebijakan perdagangan dapat melemahkan kepercayaan bisnis, mengurangi investasi bisnis, dan dengan demikian mengganggu pertumbuhan ekonomi.
"Pada akhirnya, sejauh mana ketidakpastian dapat dikelola oleh perusahaan akan menjadi penentu utama apakah momentum ekonomi makro positif yang diamati pada tahun 2024 menghasilkan pertumbuhan perdagangan global yang berkelanjutan di tahun-tahun mendatang."
WTO bertindak sebagai pengawas aturan perdagangan global. Lembaga itu sebelumnya telah menyediakan forum untuk negosiasi kesepakatan perdagangan internasional, tetapi perannya semakin dipertanyakan dalam beberapa tahun terakhir, karena kemajuan globalisasi telah melambat.
Tarif Trump telah diterapkan dengan mengabaikan sepenuhnya aturan yang menjadi dasar sistem yang diawasi oleh WTO. Di mana keuntungan perdagangan yang ditawarkan kepada satu negara anggota harus diperluas ke semua negara.
China telah mendesak WTO untuk menyelidiki dampak tarif Trump. Beijing mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada WTO minggu lalu tarif bukanlah obat untuk ketidakseimbangan perdagangan.
"Sebaliknya, tarif tersebut akan menjadi bumerang, merugikan AS sendiri," tambahnya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Wamenlu RI Sebut Kebijakan Trump Langgar Berbagai Aturan WTO
Next Article Video: Tarif Baru Ala Trump, Perang Dagang Jilid II di Depan Mata