Xi Jinping Gelar Rapat Besar China, Ada Apa?

3 hours ago 2

Daftar Isi

Jakarta, CNBC Indonesia - Ribuan delegasi dari seluruh China mulai berkumpul di Beijing pada Selasa (4/3/2025) untuk memulai sesi legislatif tahunannya, salah satu acara politik terpenting tahun ini.

Melansir AFP, pertemuan tersebut, yang dikenal sebagai "Dua Sesi", merupakan pertemuan serentak parlemen China yang hanya menyetujui sebagian kecil suara dan badan penasihat politik yang terpisah.

Pemungutan suara dikontrol ketat dan undang-undang telah disetujui terlebih dahulu oleh Partai Komunis.

Namun, pertemuan politik yang diawasi ketat ini akan tetap memberikan gambaran tentang prioritas para pemimpin puncak dalam menghadapi tantangan geopolitik baru dan upaya untuk menghidupkan kembali perekonomian mereka yang sedang berjuang.

Berikut fakta-fakta terkait pertemuan tersebut:

Pertemuan 'Dua Sesi'

Sesi pertama, yang dimulai Selasa, merupakan pertemuan komite penasihat politik China, Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok (CPPCC).

Kelompok tersebut sebelumnya pernah mencakup selebritas seperti bintang laga Jackie Chan dan legenda NBA Yao Ming dan diskusinya relatif berisiko rendah.

Perwakilan, termasuk dari Makau, Hong Kong, dan Taiwan, memberikan saran kebijakan kepada anggota parlemen yang memiliki dampak kecil pada kebijakan nasional.

Namun, semua mata akan tertuju pada pertemuan Kongres Rakyat Nasional (NPC), badan legislatif tertinggi negara itu, yang dimulai pada hari Rabu. Sekitar dua pertiga anggota legislatif berasal dari Partai Komunis.

Tidak ada satu pun rancangan undang-undang yang diajukan oleh partai tersebut yang pernah ditolak oleh parlemen, itulah sebabnya mengapa sering digambarkan sebagai badan yang hanya "menempel begitu saja".

Seberapa Penting Pertemuan Itu?

Pertemuan selama seminggu sebagian besar akan diadakan di Balai Agung Rakyat Beijing, sebuah bangunan besar yang terletak di tepi barat Lapangan Tiananmen.

China mengambil langkah-langkah ekstensif untuk mencegah terjadinya insiden yang mengganggu selama sesi parlemen yang sangat terkoordinasi.

Pertemuan-pertemuan tersebut dikontrol dan dikelola dengan ketat, dengan perencanaan yang cermat untuk memastikan citra persatuan politik tergambar.

Media pemerintah mempromosikan pertemuan tersebut sebagai bukti ketanggapan partai terhadap rakyat, meskipun partai tersebut memonopoli kekuasaan. Bahkan polisi telah dikerahkan dan keamanan diperketat menjelang acara di ibu kota.

Selama sesi pembukaan NPC, Perdana Menteri Li Qiang akan menyampaikan laporan kerja pemerintah, pidato yang diharapkan akan mengungkap target ekonomi utama dan menguraikan rencana untuk mencapainya.

Menteri Luar Negeri Wang Yi juga akan mengadakan konferensi pers selama acara tersebut.

Tahun ini diharapkan menjadi tahun kedua berturut-turut tanpa konferensi pers dengan perdana menteri -- yang pernah menjadi sorotan dalam sesi penutupan.

Isu Utama yang Dibahas

Pengamat akan mengawasi petunjuk tentang langkah-langkah yang akan diambil China untuk memperkuat ekonominya, yang telah berjuang untuk pulih sepenuhnya sejak pandemi.

Ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut bergulat dengan permintaan domestik yang lesu, krisis sektor properti yang berkepanjangan, dan pengangguran kaum muda yang tinggi.

Negara ini juga menghadapi pengenaan tarif tinggi dari Amerika Serikat, yang dapat mencapai ratusan miliar dolar dalam perdagangan antara kedua negara.

Konferensi tersebut akan memperlihatkan Beijing menetapkan target pertumbuhan resmi untuk tahun 2025, menyusul laporan ekspansi PDB nasional sebesar lima persen tahun lalu, tingkat terendah sejak 1990, tidak termasuk tahun-tahun pandemi.

China juga diperkirakan akan mengumumkan anggaran militer tahunannya, karena Beijing mengamati ketegangan yang semakin dalam di Laut China Selatan dan Selat Taiwan.

Investor juga akan mencermati tanda-tanda dukungan lebih lanjut untuk sektor swasta, menyusul pembicaraan langka Presiden Xi Jinping baru-baru ini dengan para taipan teknologi Tiongkok.

Investor optimis pertemuan tersebut menandakan perubahan dari Xi, yang telah memperkuat peran perusahaan negara dan melancarkan tindakan keras terhadap bidang-bidang sektor swasta yang mengalami ekspansi "tidak teratur".


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Taiwan 'Dikepung' 45 Jet Tempur & 14 Kapal Perang China

Next Article China & Hongkong Rebutan Karta Karun RI, Berani Bayar Rp 7,4 Juta/Kg

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|