Jakarta, CNBC Indonesia - Sekelompok peretas berhasil membobol informasi 6 juta orang di Amerika Serikat (AS). Para hacker menyerang Ascension, raksasa layanan kesehatan AS, dengan ransomware dan berhasil mencuri seluruh informasi pelanggan, seperti informasi medis, informasi identitas pribadi, data pembayaran, dan banyak lagi yang dikompromikan.
Ascesion kini telah merilis rincian baru tentang serangan ransomware tersebut, dan mengajukan formulir baru ke Kantor Jaksa Agung Maine.
Serangan siber tersebut terjadi pada 7 dan 8 Mei, yang menyebabkan gangguan signifikan dalam operasi klinis. Karyawan tidak dapat mengakses catatan kesehatan elektronik dan portal pasien, dan beberapa fasilitas bahkan terpaksa mengalihkan ambulans, dan perawatan elektif dihentikan sementara.
Dalam pengajuannya, perusahaan mengatakan sebanyak 5.599.699 orang terkena dampak dari insiden tersebut, dan dalam pembaruannya, mereka menambahkan bahwa informasi yang diambil oleh penjahat juga termasuk:
- Informasi medis (nomor rekam medis, tanggal layanan, jenis tes laboratorium, atau kode prosedur)
- Informasi pembayaran (informasi kartu kredit atau nomor rekening bank)
- Informasi asuransi (ID Medicaid/Medicare, nomor polis, atau klaim asuransi)
- Identifikasi pemerintah (nomor Jaminan Sosial, nomor identifikasi pajak, nomor SIM, atau nomor paspor)
- Dan informasi pribadi lainnya (tanggal lahir atau alamat).
Walaupun ada jutaan data pelanggan jadi korban, perusahaan mengaku bahwa tidak ada bukti data yang diambil dari sistem mereka.
"Meskipun data pasien terlibat, tetap tidak ada bukti bahwa data diambil dari Electronic Health Records (EHR) dan sistem klinis lainnya, di mana catatan lengkap pasien kami disimpan dengan aman," menurut keterangan Ascesion, dikutip dari TechRadar, Selasa (24/12/2024).
Perusahaan mengatakan bahwa mereka akan mulai memberi tahu orang-orang yang terkena dampak, dan berharap masalah ini akan selesai dalam waktu tiga minggu.
Saat data pribadi dicuri, ada banyak hal yang bisa dilakukan oknum penipu. Mulai dari membobol rekening, mencuri identitas, hingga kejahatan lainnya. Untuk itu, terus berhati-hati di internet!
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Adopsi IoT di RI Laris Manis, Pasarnya Tembus USD40 M di 2025
Next Article Modus Penipuan Baru Lewat Kabel HDMI, Dampaknya Ngeri