60 Pabrik Tekstil RI Sudah Kolaps-PHK 250 Ribu, Ini Nama Perusahaannya

2 days ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan membuka data terkait dengan jumlah pabrik tekstil yang kolaps mencapai 60 pabrik dengan jumlah PHK sekitar 250 ribu orang. Ini terjadi dalam kurun waktu 2022 hingga 2024.

Pria yang akrab disapa Noel tersebut mengungkapkan data tersebut dia dapatkan dari Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament (APSyFI), Redma Gita Wirawasta. Penyebab kolapsnya 60 pabrik tekstil tersebut karena impor ilegal (penyelundupan) yang memperparah kondisi industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

"Menurut APSyFI, dalam dua tahun terakhir 60 pabrik terancam oleh impor illegal, sehingga terjadi 250 ribu Pemutusan Hubungan Tenaga Kerja (PHK). Saya bertanya, apakah data APSyFI benar? Kalau benar, maka instansi terkait hendaknya mengambil langkah konkret," katanya dalam keterangan tertulis dikutip Jumat (3/1/2025).

Noel mengutip keluhan APSyFI: impor illegal bukan hanya melemahkan TPT, tetapi juga industri petrokimia bahan baku utama tekstil, yaitu Purified Terephtalic Acid (PTA). Menurut (APSyFI), kondisi ini memicu memasuki de-industrialisasi.

Dia mengingatkan dampak PHK tidak sesederhana yang tampak di permukaan. Satu buruh kena PHK, dampak langsung bisa menimpa 4 orang (ditambah istri dan 2 anak), kemudian dampak terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM sebagai penyedia jasa mulai dari pedagang di pasar, warung, penjual bensin eceran hingga rumah kontrakan, akan kena dampak.

Noel berharap, Desk Pencegahan dan Pemberantasan Penyelundupan, yang dibentuk Menko Polkam Budi Gunawan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, hendaknya berhasil mencegah penyelundupan supaya PHK industri TPT bisa dikurangi.

"Bukan hanya Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) yang menjadi pemangku kepentingan (stake holder) tenaga kerja nasional, tetapi semua instansi pemerintah. Sayangnya, sering kali Kemnaker hanya sebagai hilir, tukang cuci piring," tandasnya.

Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidakk terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidakk terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidakk terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Berikut Data Perusahaan yang Tutup, PHK, dan Merumahkan Tenaga Kerja dari APSyFI:

  1. PT Adetex (500 tenaga kerja dirumahkan)
  2. Agungtex Gruoup (2.000 tenaga kerja dirumahkan)
  3. PT Alenatex (tutup - PHK 700 tenaga kerja)
  4. PT Apac Inti Corpora (pengurangan tenaga kerja)
  5. PT Argo Pantes Bekasi (tutup - berhenti produksi)
  6. PT Asia Citra Pratama (tutup - berhenti produksi)
  7. PT Asia Pacific Fiber Kaliwungu (pengurangan tenaga kerja)
  8. PT Asia Pacific Fiber Karawang (PHK 2.500 tenaga kerja)
  9. PT Bitratex (pengurangan tenaga kerja)
  10. PT Centex - Spinning Mills (tutup - berhenti produksi)
  11. PT Chingluh (PHK 2.000 tenaga kerja)
  12. PT Damatex ( tutup - berhenti produksi)
  13. PT Delta Merlin Tekstil I - Duniatex Group (PHK 660 tenaga kerja)
  14. PT Delta Merlin Tekstil II - Duniatex Group (PHK 924 tenaga kerja)
  15. PT Djoni Texindo (tutup - berhenti produksi)
  16. PT Dupantex (tutup - berhenti produksi)
  17. PT Efendi Textindo (tutup - berhenti produksi)
  18. PT Fotexco Busana Internasional (tutup - berhenti produksi)
  19. PT Grand Best (PHK 300 tenaga kerja)
  20. PT Grand Pintalan (tutup - berhenti produksi)
  21. PT Grandtex (tutup - berhenti produksi)
  22. PT Gunatex (tutup - berhenti produksi)
  23. PT HS Aparel (tutup)
  24. PT Indachi Prima (pengurangan tenaga kerja)
  25. PT Jelita (tutup - berhenti produksi)
  26. PT Kabana (PHK 1.200 tenaga kerja)
  27. PT Kaha Apollo Utama (tutup - berhenti produksi)
  28. PT Kahatex (pengurangan tenaga kerja)
  29. PT Kintong (tutup - berhenti produksi)
  30. Kusuma Group : PT Pamor, PT Kusuma Putra, PT Kusuma Hadi (tutup - PHK 1.500 tenaga kerja)
  31. PT Lawe Adyaprima Spinning Mills (tutup - berhenti produksi)
  32. PT Lojitex (tutup - berhenti produksi)
  33. PT Lucky Tekstil (PHK 100 tenaga kerja)
  34. PT Mafahtex Tirto (tutup - berhenti produksi)
  35. PT Miki Moto (tutup - berhenti produksi)
  36. PT Mulia Cemerlang Abadi (tutup - berhenti produksi)
  37. PT Mulia Spindo Mills (tutup - berhenti produksi)
  38. PT Nikomas (bertahap ribuan pekerja)
  39. PT Ocean Asia Industry (tutup - PHK 314 tenaga kerja)
  40. PT Panca Sindo (tutup - berhenti produksi)
  41. PT Pismatex (pailit - PHK 1.700 tenaga kerja)
  42. PT Polyfin Canggih (pengurangan tenaga kerja)
  43. PT Pulaumas Tekstil (PHK 460 tenaga kerja)
  44. PT Rayon Utama Makmur (tutup)
  45. PT Ricky Putra Globalindo, Tbk. (tutup - berhenti produksi)
  46. PT Sai Aparel (relokasi sebagian)
  47. PT Saritex (tutup - berhenti produksi_
  48. PT Sembung Tex (tutup - berhenti produksi)
  49. PT Sinar Panca Jaya (pengurangan tenaga kerja)
  50. PT South Pacific Viscose (pengurangan tenaga kerja)
  51. Sritex Group (2.500 tenaga kerja dirumahkan)
  52. PT Starpia (tutup)
  53. PT Sulindafin (tutup-berhenti produksi)
  54. PT Sulindamills (tutup-berhenti produksi)
  55. PT Tifico Fiber Industries (pengurangan tenaga kerja)
  56. PT Tuntex (tutup - PHK 1.163 tenaga kerja)
  57. PT Wiska Sumedang (tutup - PHK 700 tenaga kerja)
  58. PT Primissima (tutup - berhenti produksi)
  59. PT Sritex (pailit)
  60. PT Asia Pasific Fibers Karawang (berhenti beroperasi)

(wur/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: MK Hapus Presidential Threshold, Partai Bisa Usulkan Capres

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|