Ada Kabar Berobat di Malaysia Lebih Murah dari RI, Kemenkes Buka Suara

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Belakangan mencuat kabar berobat di Malaysia jauh lebih murah dibandingkan di Indonesia. Kementerian Kesehatan sebagai penanggungjawab terdepan sistem kesehatan di Indonesia akhirnya buka suara.

"Sebenarnya kalau dibilang lebih murah case by case kita harus bandingkan Apple to Apple, tapi ini PR kita juga untuk menyelesaikan ini," kata Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Lucia Rizki Andalusia ditemui usai Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) di Jakarta, Rabu (15/1/2024).

Salah satu biang kerok dari mahalnya biaya pengobatan di Indonesia karena harga obat yang cenderung lebih mahal. Selain itu, Lucia juga menilai biang kerok lainnya ada pada biaya marketing atau pemasaran.

"Karena beberapa alkes berteknologi tinggi itu masih belum bisa diproduksi di Indonesia, juga obat-obatan yang masih innovative product belum bisa diproduksi di Indonesia, masih impor, nah sayangnya harga obat dengan benda (obat) yang sama di Malaysia lebih murah dari Indonesia," kata Lucia.

Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Lucia Rizki Andalusia ditemui usai Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) di Jakarta, Rabu (15/1/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandy)Foto: Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Lucia Rizki Andalusia ditemui usai Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) di Jakarta, Rabu (15/1/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandy)
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Lucia Rizki Andalusia ditemui usai Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) di Jakarta, Rabu (15/1/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandy)

"Nah ini yang kita sedang upayakan untuk mencari komponen harga mana yang menyebabkan mahal, dan kita sudah dapat sih, sebenernya lebih banyak biaya marketingnya, nah itu yang akan kita pangkas," lanjutnya.

Ia pun menyebut masalah ini menjadi perhatian sehingga diharapkan nantinya biaya berobat Malaysia dan Indonesia tidak jomplang, bahkan kalau bisa setara.

"Ini quick wins untuk menyelesaikan hal ini, dalam waktu cepat," ujar Lucia.

Padahal sacara industri alat kesehatan di tahun 2024 ini Indonesia sudah memiliki 819 industri alat kesehatan, bukan hanya distributor, tapi industri alat kesehatan yang memproduksi barang. Peningkatan yang sangat besar sekali dalam 3 tahun terakhir ini dibandingkan dengan Malaysia, negara tetangga saat ini hanya memiliki 300 industri.

"Industrinya lebih banyak kita jauh lebih banyak, hanya daya belinya mungkin di Indonesia lebih rendah dari Malaysia tapi industri kita 4x lipat lebih banyak dari Malaysia," sebut Lucia.

Adapun belanja kesehatan per kapita di Indonesia saat ini adalah US$ 146 dengan angka harapan hidup 72 tahun. Kalau dibandingkan dengan Malaysia di mana belanja kesehatan yang US$ 430 per tahun per kapita dengan angka harapan hidup 76 tahun.

"Tentunya ini Indonesia mempunyai peluang yang besar manakala kita akan meningkatkan angka harapan hidup kita lebih tinggi setara dengan Malaysia, tentunya belanja kesehatan kita juga akan meningkat," ujar Lucia.


(fys/wur)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Warga +62 Dapat Kado Ultah MCU Gratis, Wamenkes Ungkap Caranya

Next Article Kemenkes Buka 8.607 Formasi CPNS 2024, Terbuka Bagi Lulusan SMA

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|