AS Tambah Lagi Daftar Hitam Perusahaan China, Tencent-CATL Kena

1 day ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali memasukan sejumlah perusahaan China yang bekerja dengan militer Beijing ke dalam daftar hitam. Hal ini terjadi saat hubungan Washington masih terus memanas dengan Negeri Tirai Bambu.

Mengutip Reuters, sejumlah perusahaan yang dimasukan yakni raksasa gim Tencent, pembuat baterai CATL, produsen chip Changsin Memory dan Quectel Wireless, serta produsen drone Autel Robotics.

"Daftar perusahaan militer China yang diperbarui setiap tahun, yang secara resmi diamanatkan berdasarkan hukum AS sebagai daftar Bagian 1260H, mencantumkan 134 perusahaan," menurut pemberitahuan yang diunggah di Federal Register, dikutip Selasa (7/1/2025).

Saham Tencent yang terdaftar di Hong Kong turun sebanyak 7% pada perdagangan awal. Tencent sendiri telah mengatakan keputusan Washington itu salah.

"Kami bukan perusahaan atau pemasok militer. Tidak seperti sanksi atau kontrol ekspor, pencatatan ini tidak berdampak pada bisnis kami," ujar perusahaan itu.

CATL, produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia yang sahamnya yang tercatat di Bursa Efek Shenzhen, juga menyebut penunjukan itu sebagai kesalahan, dengan mengatakan bahwa perusahaan itu "tidak terlibat dalam kegiatan yang berhubungan dengan militer."

Seorang juru bicara Quectel mengatakan perusahaan itu "tidak bekerja sama dengan militer di negara mana pun dan akan meminta Pentagon untuk mempertimbangkan kembali penunjukannya, yang jelas-jelas keliru." Saham Quectel tercatat anjlok hampir 7% setelah pengumuman ini.

Daftar yang diperbarui ini merupakan salah satu dari sejumlah tindakan yang diambil oleh Washington dalam beberapa tahun terakhir untuk menyoroti dan membatasi perusahaan-perusahaan China yang menurutnya menimbulkan risiko keamanan.

Langkah ini kemudian membebani hubungan yang tegang antara dua ekonomi terbesar dunia. Pasalnya, hal ini membuat kerjasama antara perusahaan China yang masuk daftar hitam dengan perusahaan AS menjadi mustahil dilakukan.

Craig Singleton, seorang pakar China di Foundation for Defense of Democracies, mengatakan penambahan tersebut ditujukan agar perusahaan-perusahaan Amerika tidak bertindak 'ceroboh' karena menjalankan bisnis dengan sejumlah besar perusahaan Beijing.

"Taman teknologi sensitif terus berkembang, dan pagar yang melindunginya semakin diperkuat. Daftar hari ini mengungkap bahwa ini bukan sekadar perusahaan komersial," ungkapnya.

"Mereka adalah pendukung penting modernisasi militer China, yang secara langsung mendorong ambisi strategis Beijing."


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Aksi Balas Dendam China ke AS Mulai Nyata, Ini Buktinya!

Next Article China Selidiki Induk Perusahaan Calvin Klein Asal AS, Ada Apa?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|