Jakarta, CNBC Indonesia - Militer Pakistan tiba-tiba melakukan serangan udara ke negara tetangga Afghanistan. Mengutip Al-Jazeera, Kamis (26/12/2024), serangan ini menimbulkan peringatan dari pemerintah Afghanistan, Taliban.
Pakistan diyakini menargetkan tempat persembunyian TTP, kelompok bersenjata di provinsi Pakistan yang juga dikenal dengan Taliban Pakistan. Meskipun tidak ada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Pakistan atau sayap media militer ISPR, sumber mengonfirmasi bahwa serangan itu terjadi di distrik Barmal Afghanistan, dekat distrik suku Waziristan Selatan Pakistan, di provinsi Khyber Pakhtunkhwa.
Pemerintah Afghanistan membenarkan adanya serangan namun bersikeras mengatakan target Pakistan adalah warga sipil. Kantor juru bicara Taliban mengatakan bahwa sedikitnya 46 orang tewas dalam serangan udara itu termasuk wanita dan anak-anak.
"Pihak Pakistan harus memahami bahwa tindakan sewenang-wenang tersebut bukanlah solusi untuk masalah apa pun," tulis juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan, Enayatullah Khowarazami, di platform media sosial X.
"Emirat Islam tidak akan membiarkan tindakan pengecut ini tidak terjawab dan menganggap pertahanan wilayahnya sebagai hak yang tidak dapat dicabut," tambahnya, merujuk Afghanistan dengan nama yang diberikan oleh pemerintah Taliban.
Serangan udara, terjadi beberapa jam setelah perwakilan khusus Pakistan untuk Afghanistan, Mohammad Sadi, bertemu dengan Menteri Luar Negeri sementara Afghanistan Amir Khan Muttaqi di Kabul. Serangan itu sejenis merupakan kedua kalinya dilakukan Pakistan ke tetangganya tersebut.
Kunjungan Sadiq ke Kabul, yang juga mencakup pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri sementara Afghanistan Sirajuddin Haqqani pada hari Senin, terjadi di tengah memburuknya hubungan antara kedua negara tetangga. Analis mengatakan hubungan tersebut kemungkinan akan semakin memburuk setelah serangan udara Pakistan.
Pakistan telah berulang kali menuduh pemerintah Afghanistan melindungi kelompok bersenjata, terutama TTP, yang diklaimnya melakukan serangan lintas batas yang menargetkan pasukan keamanan Pakistan. Pekan lalu, pejuang TTP mengaku bertanggung jawab atas tewasnya sedikitnya 16 tentara Pakistan di Waziristan Selatan dalam salah satu serangan paling mematikan baru-baru ini terhadap personel keamanan.
Meskipun Taliban menyangkal memberikan perlindungan kepada kelompok bersenjata atau mengizinkan wilayah mereka digunakan untuk serangan lintas batas, Pakistan menegaskan bahwa TTP melakukan operasinya dari tempat perlindungan Afghanistan. Selama pengarahan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) minggu lalu, Pakistan mengatakan ribuan pejuang Taliban Pakistan telah mencari perlindungan di Afghanistan.
"TTP, dengan 6.000 pejuang, adalah organisasi teroris terdaftar terbesar yang beroperasi di Afghanistan. Dengan tempat berlindung yang aman di dekat perbatasan kami, TTP menimbulkan ancaman langsung dan harian terhadap keamanan Pakistan," kata diplomat Pakistan Usman Iqbal Jadoon pada pengarahan PBB.
Data menunjukkan peningkatan serangan dan kematian, khususnya di provinsi Khyber Pakhtunkhwa di barat laut Pakistan yang bergolak dan provinsi Balochistan di barat daya. Keduanya berbatasan langung dengan Afghanistan.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Pakistan, lebih dari 1.500 insiden kekerasan dalam 10 bulan pertama tahun ini telah mengakibatkan sedikitnya 924 kematian. Di antara korban tersebut terdapat sedikitnya 570 personel penegak hukum dan 351 warga sipil.
Pakistan Institute for Conflict and Security Studies (PICSS), sebuah organisasi penelitian yang berpusat di Islamabad, melaporkan lebih dari 856 serangan sejauh ini pada tahun 2024. Angka itu melampaui 645 insiden yang tercatat pada tahun 2023.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Serangan Israel ke Gaza, 25 Orang Tewas
Next Article Potret Ultah 3 Tahun Taliban di Afghanistan, Pamer Roket-Jet Tempur