Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengkaji rencana pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara, salah satunya adalah PLTU Cirebon-1, Jawa Barat.
Bahlil mengungkapkan saat ini pemerintah masih melakukan pengkajian perihal pensiun dini PLTU Cirebon-1. Salah satu hal yang dibahas adalah perihal pengganti sumber listrik dengan pembangkit energi bersih tanpa membebani keuangan negara.
"Sekarang lagi exercise itu yang di Jawa Barat ya. Cirebon. Kita lagi exercise itu. Sekarang kita lagi rapat koneksi terus dengan keuangan dan lembaga pembiayaannya. Jadi kita mau tapi jangan negara dibebankan. Karena pasti energi baru terbarukan itu harganya mahal," ucap Bahlil saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (21/11/2024).
Bahlil mengatakan, pihaknya akan secara bertahap melakukan program transisi energi ke energi bersih melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT).
"Ini antara komitmen kita dengan dunia dan kondisi dalam negeri. Nah karena itu bertahap, kita akan dorong ke sana bertahap," tambahnya.
"Nanti kita umumkan setelah kami exercise. Bapak Presiden Prabowo kan belum balik. Saya malam ini akan ikut berangkat ke Uni Emirat Arab. Untuk mendampingi Bapak Presiden. Nanti saya akan minta arahan-arahan lebih teknis," tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan ada 13 PLTU yang rencananya akan diakhiri masa operasinya sebelum 2030. Bahkan, terdapat salah satu PLTU yang berpotensi pensiun dini pada 2028.
"Nah itu termasuk dalam list 13 itu. Jadi ada yang 2028. Kayaknya paling cepat 2028 deh. Tetapi ini kan bottleneck-nya itu mungkin identifikasi statusnya di PLN-nya," kata Eniya ditemui di Gedung Kementerian ESDM, dikutip Rabu (21/8/2024).
Eniya membeberkan, dari 13 unit PLTU tersebut, beberapa di antaranya apabila dibiarkan saja sebetulnya juga akan mati dengan sendirinya pada 2030. Karena itu, pihaknya memilih skema coal phase down. Dalam skenario ini, operasi PLTU akan dibiarkan hingga berakhirnya kontrak jual beli listrik, namun penggunaan batu baranya yang akan dikurangi.
"Karena memang ada umur-umur yang sudah tua. Memang ada. Yang kalau istilahnya Pak Menteri itu natural, pensiun secara natural. Ini dibiarkan juga pensiun. Itu sebelum 2030 ada list-nya itu," kata dia.
Meski tidak membeberkan secara detail rincian 13 PLTU yang dimaksud, namun ada beberapa nama-nama PLTU yang disebut Eniya, antara lain PLTU Suralaya di Banten, PLTU Paiton di Jawa Timur dan PLTU Ombilin di Sumatera Barat.
"Kalau yang sekarang dibahas itu yang kayak Suralaya, Paiton. Itu termasuk di dalam 13 list itu. Kayak Ombilin di Sumatera. Kalau kita suggest Ombilin itu termasuk yang tercepat dimusnahkan aja bisa itu," ujarnya.
(wia)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Demi EBT, METI Minta Subsidi Prabowo Tak Hanya ke Energi Fosil
Next Article PLTU Paiton-Suralaya Masuk Daftar Pensiun Dini Pembangkit Sebelum 2030