Bank Dunia Bawa Kabar Baik Buat China di 2024 dan 2025

17 hours ago 1

Jakarta, CNBC IndonesiaBank Dunia (World Bank) pada Kamis menaikkan perkiraannya untuk pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2024 dan 2025. Hal ini terjadi setelah Negeri Tirai Bambu diliputi prospek yang lesu akibat hambatan di sektor properti.

Dalam laporan CNBC International yang mengutip Reuters, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China sebesar 4,9% tahun ini, naik dari perkiraan pada bulan Juni sebesar 4,8%. Ini disebabkan efek pelonggaran kebijakan terkini Beijing dan kekuatan ekspor jangka pendek.

"Mengatasi tantangan di sektor properti, memperkuat jaring pengaman sosial, dan meningkatkan keuangan pemerintah daerah akan sangat penting untuk membuka pemulihan yang berkelanjutan," kata Mara Warwick, direktur negara Bank Dunia untuk China, dikutip Jumat (27/12/2024).

"Penting untuk menyeimbangkan dukungan jangka pendek terhadap pertumbuhan dengan reformasi struktural jangka panjang," tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Perekonomian terbesar kedua di dunia itu telah berjuang tahun ini, terutama karena krisis properti dan permintaan domestik yang lesu. Beijing sendiri telah menetapkan target pertumbuhan sekitar 5% tahun ini, sebuah tujuan yang menurutnya dapat dicapai.

Meski begitu, masih banyak tantangan yang mungkin dihadapi Negeri Panda itu. Di tahun 2025, Bank Dunia memperkirakan bahwa China hanya akan mengalami pertumbuhan hingga 4,5%.

Hal ini dipengaruhi masih lemahnya konsumsi rumah tangga. Di sisi lain, tarif AS yang diprediksi akan dijatuhkan kepada barang-barang Beijing saat Presiden terpilih AS Donald Trump menjabat pada bulan Januari, juga dapat mempengaruhi pertumbuhan ke depan.

Untuk menghidupkan kembali pertumbuhan, otoritas China dilaporkan telah sepakat untuk menerbitkan obligasi pemerintah khusus senilai 3 triliun yuan (Rp 6.665 triliun) tahun depan.

Meski begitu, angka-angka tersebut belum akan diumumkan secara resmi hingga pertemuan tahunan parlemen China, Kongres Rakyat Nasional, pada bulan Maret 2025, sehingga masih dapat berubah sebelum itu.

Sementara regulator perumahan akan terus berupaya untuk membendung penurunan lebih lanjut di pasar real estat China tahun depan, Bank Dunia mengatakan pemulihan sektor tersebut tidak diantisipasi hingga akhir tahun 2025.

"Pertumbuhan pendapatan rumah tangga yang lebih lambat dan efek kekayaan negatif dari harga rumah yang lebih rendah diperkirakan akan membebani konsumsi hingga tahun 2025," imbuh Bank tersebut.

"Kelas menengah China telah berkembang secara signifikan sejak tahun 2010-an, mencakup 32% dari populasi pada tahun 2021, tetapi 55% masih tidak aman secara ekonomi, yang menggarisbawahi perlunya menciptakan peluang," tambah Bank Dunia.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: 'Kado' Prabowo Untuk Masyarakat di 2025

Next Article Bank Dunia: Indonesia Butuh 70 Tahun untuk Setara AS

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|