Jakarta, CNBC Indonesia -
Jakarta, CNBC Indonesia - Pekan ini akan ada sejumlah data rilis penting baik dari global dan nasional yang akan membuat pergerakan rupiah dalam melawan dolar Amerika Serikat (AS) cenderung volatil.
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, melansir data Refinitiv, rupiah ditutup di Rp16,185/US$, menguat tipis 0,03% dibandingkan penutupan sebelumnya.
Seiring dengan menguatnya rupiah, meskipun masih di level tinggi, Indeks Dolar AS (DXY) terpantau melemah 0,28% per pukul 15.00 WIB pada Jumat kemarin ke posisi 109,08.
Pelaku pasar kini sedang menanti berbagai data yang potensi mempengaruhi gerak mata uang, diantaranya rilis payroll AS dan risalah FOMC yang akan menunjukkan seberapa jauh potensi terhadap keputusan kebijakan moneter the Fed.
Sebelumnya, The Fed telah mengisyaratkan dalam dot plot terbaru bulan lalu, di mana laju cut rate akan melambat menjadi dua kali saja tahun ini. Ekspektasi ini lebih psimis dibandingkan dengan sebelumnya yang mencapai 100 basis poin (bps) atau empat kali pemangkasan.
Perubahan terhadap ekspektasi ini kemudian memicu indeks dolar AS (DXY) akan bertahan di level yang tinggi relatif lama. Hal ini perlu dicatat sebagai tantangan yang menyulitkan rupiah menguat.
Sementara dari dalam negeri, yang harapannya bisa menjadi kabar baik untuk mata uang adalah penantian rilis data cadangan devisa, indeks kepercayaan konsumen, sampai data penjualan ritel. Pasar juga masih akan meninjau seberapa jauh efek perubahan kebijakan tarif PPN yang cukup menggemparkan pasar terhadap daya beli masyarakat.
Adapun, sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan secara resmi perihal PPN 12% anya berlaku untuk barang mewah, sementara tarif untuk barang jasa dan umum dipastikan tidak naik. Hal ini diharapkan mampu menjaga daya beli diikuti dengan program stimulus dan insentif pajak yang masih berlanjut sampai akhir Februari mendatang.
Teknikal Rupiah
Secara teknikal, dalam basis waktu per jam, terlihat bahwa tren pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS terkonsolidasi. Jika pelemahan masih terjadi, patut diantisipasi resistance terdekat di Rp16.280/US$ yang diambil dari high candle intraday 19 Desember 2024.
Sementara itu, untuk support atau jika terjadi pembalikan arah menguat, bisa cermati garis rata-rata selama 200 jam atau Moving Average (MA) 200 di Rp16.130/US$.
Foto: Tradingview
Pergerakan rupiah melawan dolar AS
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Terus Melemah, Pasar Waspadai Ini
Next Article Kabar Baik Datang Dari AS, Rupiah Siap Menguat Lagi!