BGN Tutup 40 Dapur MBG karena tak Jalankan SOP dan Sebabkan Keracunan

1 hour ago 8

Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang meminta maaf atas maraknya keracunan akibat program MBG, saat memberikan keterangan di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat sudah ada 70 kasus dugaan keracunan akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) sampai 25 September 2025. Dari total kasus itu, terdapat 5.914 orang yang terdampak mengalami gejala keracunan.

Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang mengatakan, sekitar 80 persen kasus dugaan keracunan yang terjadi adalah akibat SOP tidak dijalankan dengan baik. Ia mencatat, ada 45 dapur dari total sekitar 9.400 dapur MBG, yang tidak menjalankan SOP dan menjadi penyebab terjadinya insiden keracunan.

"Dari 45 dapur itu, 40 dapur kami nyatakan ditutup untuk batas waktu yang tidak ditentukan," kata dia saat konferensi pers di Kantor BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

Penutupan itu dilakukan sampai penyelidikan usai. Setelah itu, dapur yang ditutupi itu juga bakal diperbaiki sarana dan prasarana, termasuk fasilitasnya untuk bisa kembali memproduksi MBG.

Tak hanya itu, BGN juga telah mengirimkan surat kepada seluruh mitra BGN. Seluruh mitra diberikan tenggat waktu sebulan untuk segera melengkapi sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS), sertifikat halal, dan sertifikat untuk penggunaan air yang layak pakai.

Suasana keracunan massal akibat konsumsi paket Makan Bergizi Gratis di Cipongkor, Bandung Barat, Rabu (24/9/2025).

BGN mengancam bakal menutup satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang tidak bisa melengkapi tiga persyaratan itu. "Saya ulang, kalau dalam satu bulan kepada para mitra di seluruh Indonesia, kalau Anda semua tidak memenuhi, tidak mempunyai sertifikat SLHS, sertifikat halal, dan juga sertifikat untuk kelayakan air yang bisa dikonsumsi, kami akan menutup. Mohon maaf," kata Nanik.

Menurut dia, dalam kontrak yang telah dibuat dengan para mitra dengan jangka waktu satu tahun, terdapat klausul bahwa BGN dapat menghentikan kerja sama secara sepihak. Ia mengaku tidak mau main-main dengan hal itu.

"Kami tidak akan main-main dengan kesehatan anak-anak di Indonesia," kata dia.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|