Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca ada klarifikasi dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) akhirnya rebound setelah mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir.
CIO Danantara Pandu Sjahrir menegaskan, emiten energi terbarukan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) tidak berpartisipasi dalam proyek waste-to-energy (WTE).
"Teman-teman TOBA (TBS Energy) udah declare tidak bakal ikutan untuk proyek yang menyangkut WTE Danantara," ujar CIO Danantara Pandu Sjahrir saat ditemui di Wisma Danantara Jakarta.
Berdasarkan riset dari UOB Sekuritas, dalam beberapa hari terakhir saham TOBA sempat mengalami tekanan setelah emiten ini mengeluarkan pernyataan tidak mengikuti proyek WTE dari Danantara. Investor berekspektasi bahwa proyek tersebut akan sangat baik bagi perkembangan TOBA ke depan.
Namun, jika dilihat proyek WTE tersebut prosesnya masih lama sampai COD (commercial operation date) atau sampai menghasilkan laba. Sementara TOBA dalam beberapa tahun terakhir agresif untuk mengakuisisi perusahaan berkelanjutan yang sudah menghasilkan pendapatan hingga laba.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), saham TOBA pada perdagangan hari ini sempat menyentuh level Rp865, sebelum ditutup pada level Rp830 atau naik 6,41%. Volume perdagangan cukup ramai dengan jumlah saham yang diperjualbelikan mencapai 369,9 juta saham dengan nilai transaksi Rp310,1 miliar.
Lebih lanjut, laporan keuangan kuartal III-2025 TBS membukukan pendapatan konsolidasian sebesar US$288,2 juta, dengan EBITDA disesuaikan mencapai US$31,8 juta, mencerminkan ketahanan operasional di tengah tekanan harga batu bara global. Segmen pengelolaan limbah kini menjadi kontributor utama dengan porsi 39% terhadap total pendapatan dan 88% terhadap EBITDA, menggambarkan pergeseran struktur bisnis menuju pilar berkelanjutan.
Fundamental keuangan juga tetap solid dengan posisi kas mencapai US$89 juta, naik sekitar 31% dibandingkan akhir 2024. Kenaikan ini memperkuat kapasitas pendanaan untuk ekspansi berbagai proyek hijau, termasuk penguatan operasi Cora Environment di bidang waste-to-energy, pengembangan ekosistem kendaraan listrik Electrum, serta percepatan proyek PLTS Terapung Tembesi di Batam.
Valuasi saham TOBA masih relatif menarik dibandingkan emiten sejenis di internasional, dengan rasio PBV sekitar 1,94X. Berdasarkan riset UOB Kay Hian beberapa waktu lalu, emiten sustainability memiliki valuasi yang cukup tinggi, seperti Waste Management Inc yang berbasis di AS memiliki PBV 8,6X, Republic Services Inc di 5,6X, dan Clean Harbors Inc di 4,6X.
Sebelumnya, SVP Corporate Finance and Investor Relations, PT TBS Energi Utama Tbk Mirza Rinaldy Hippy mengatakan bahwa perusahaan akan fokus memperluas peluang ekspansi ke pasar internasional dan tidak memprioritaskan untuk ikut proyek waste-to-energy (WTE) Danantara.
Hal tersebut disampaikan manajemen TBS terkait minat perusahaan terhadap proyek strategis nasional tersebut, pada saat paparan kinerja kuartal III-2005, Selasa (28/10). Inisiasi bisnis waste management TBS telah dimulai sejak 2018 sejak kami ekspansi bisnis ke pasar Asia Tenggara di 2023, melalui akuisisi Asia Medical Enviro Services (AMES) dan terakhir CORA Environment di 2025.
Kemajuan bisnis pengelolaan limbah ini menjadi sebuah advantage sekaligus peluang bagi TOBA untuk membentuk platform pengolahan limbah regional di Asia Tenggara melalui ekspansi ke pasar internasional.
Bisnis pengolahan limbah di pasar internasional Asia Tenggara dikatakan memiliki potensi yang menarik sehingga keikutsertaan dalam proyek waste-to-energy yang dijalankan oleh Danantara tidak menjadi prioritas bagi TBS. Saat ini TBS sedang menjajaki peluang investasi dan akuisisi bisnis hijau di pasar regional, seperti Vietnam, Malaysia dan Thailand.
"Selain akuisisi, perseroan juga aktif melakukan ekspansi organik melalui investasi belanja modal untuk penambahan kapasitas pengelolaan dan penambahan fasilitas daur ulang di Singapura. Aspirasi menjadi pemain global ini menegaskan transformasi bisnis kami untuk menjadi perusahaan yang sepenuhnya fokus pada bisnis hijau dan energi bersih di kancah internasional", tambah Mirza, Rabu (29/10/2025).
(ayh/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Saham Naik Tajam, BEI Gembok 3 Emiten Ini

















































