Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang pemungutan suara di Namibia pada 26 November, sorotan internasional berlabuh pada seorang politisi daerah. Adolf Hitler Uunona, seorang pejabat daerah dan anggota dewan dari Partai Swapo, diproyeksikan mempertahankan kursinya.
Uunona yang kini berusia 59 tahun pertama kali mencuri perhatian internasional pada 2020, ketika ia memenangkan konstituensi Ompundja dengan perolehan suara mencapai 85% dengan mengumpulkan 1.196 suara, jauh di atas pesaingnya yang hanya meraih 213 suara.
Saat itu, jumlah pemilih terdaftar di daerah tersebut hanya 2.520 orang, menjadikan selisih kemenangannya sangat mencolok.
Meski karier politiknya berjalan stabil, ketenaran Uunona justru dipicu oleh namanya yang identik dengan diktator Jerman yang menjadi simbol kekejaman abad ke-20. Dalam wawancara dengan Bild, ia menegaskan bahwa dirinya sama sekali tidak memiliki hubungan dengan ideologi Nazi.
Dalam komentar sebelumnya kepada BBC News, Uunona menjelaskan bagaimana ia mendapatkan nama itu. "Ayah saya yang memberi saya nama Hitler, dia tidak memahami apa arti nama Adolf Hitler... Ketika saya masih muda, itu hanyalah nama yang normal."
Ia menambahkan bahwa ia baru mengetahui bobot sejarah yang melekat pada nama tersebut ketika beranjak dewasa.
Adolf Hitler Uunona. (Dok. Oshana Regional Council)
Karier Politik
Adolf Hitler Uunona merupakan anggota lama Partai Swapo, partai yang telah memimpin Namibia sejak negara itu meraih kemerdekaan pada 1990. Di tingkat lokal, ia dikenal sebagai aktivis anti-apartheid yang vokal dan memiliki reputasi kuat di tengah masyarakat Ompundja.
Swapo lahir dari gerakan perjuangan kemerdekaan Namibia dan telah mendominasi panggung politik nasional selama beberapa dekade. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dukungan terhadap partai itu mengalami penurunan, termasuk akibat tuduhan suap yang melibatkan industri perikanan.
Pada pemilu nasional terakhir, Swapo kehilangan kendali atas 30 kota besar, meski tetap mempertahankan pengaruh kuat di banyak kawasan pedesaan, termasuk Ompundja.
Jejak Jerman di Namibia
Kedekatan Namibia dengan Jerman berakar pada masa kolonial. Antara 1884 hingga 1915, wilayah tersebut merupakan bagian dari German South West Africa.
Pada periode itu, Kekaisaran Jerman membunuh puluhan ribu warga Nama, Herero, dan San dalam tragedi yang oleh sebagian sejarawan disebut sebagai "genosida yang terlupakan".
Warisan kolonial ini masih tampak hingga kini, mulai dari nama kota-kota yang bernuansa Jerman hingga keberadaan komunitas kecil penutur bahasa Jerman. Awal tahun ini, pemerintah Namibia menolak tawaran reparasi senilai 10 juta euro dari Jerman dan meminta adanya "penawaran yang direvisi" untuk mengakui kekejaman kolonial awal abad ke-20.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

















































