Cadangan Nikel Sekarat, Industrialisasi Mendesak!

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisi XII DPR RI mendorong pemerintah untuk menggenjot kembali pengembangan industri yang lebih hilir di dalam negeri. Sehingga, produk turunan dari hasil program hilirisasi tambang seperti nikel misalnya dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Semula, Wakil Ketua Komisi XII DPR RI, Sugeng Suparwoto mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik langkah pemerintah yang telah membentuk Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi.

Namun, ia juga mengingatkan agar program hilirisasi yang sudah berhasil digalakkan tersebut dapat digenjot kembali ke arah industrialisasi. Pasalnya, selama ini hilirisasi nikel masih sebatas pada industri smelter dengan produk nikel matte dan NPI (nickel pig iron).

"Dari apa yang dilakukan di Nikel misalnya telah melalui smelterilisasi dan sebagainya-sebagainya. Baru memproduksi apa yang disebut NPI dan Nickel Mate. Itu baru bahan. Sudah waktunya sekarang Indonesia adalah masuk industrialisasi," kata Sugeng dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Rabu (15/1/2025).

Menurut Sugeng, pengembangan produk turunan dari program hilirisasi perlu segera dikembangkan lebih hilir. Mengingat, sumber daya alam yang dimiliki Indonesia cukup terbatas.

Ia lantas mencontohkan seperti nikel misalnya, meski Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar dunia saat ini, namun dengan produksi yang jor-joran, daya tahan cadangan nikel Indonesia diperkirakan hanya mampu bertahan sekitar 15 tahun saja.

"Tetapi dengan produksi yang luar biasa besar sampai 1,6 juta ton per tahun beberapa tahun terakhir ini sehingga dari 55 juta ton cadangan nikel kita, sekarang tinggal kurang lebih 22 juta ton. Kalau tetap diproduksi kurang lebih 1,5 juta ton per tahun, maka kita bisa bayangkan kurang lebih tinggal 15 tahun saja nikel kita," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki cadangan nikel yang cukup besar. Bahkan, nikel RI digadang-gadang menyumbang 42% cadangan nikel global saat ini.

Bahlil membeberkan bahwa berdasarkan data Badan Geologi Amerika, cadangan nikel Indonesia pada 2022-2023 tercatat sebesar 25% dari total cadangan dunia. Namun, data terbaru pada Maret-April 2024 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan signifikan, dengan cadangan nikel Indonesia mencapai 42% dari total cadangan global.

"Kita nikel di tahun 2022-2023 data Badan Geologi Amerika mengatakan bahwa total cadangan Nikel dunia di Indonesia itu ada 25 persen tetapi di 2024 bulan Maret-April kalau nggak salah itu Badan Geologi Amerika yang dijadikan sebagai referensi Itu merevisi bahwa memang total cadangan nikel dunia yang ada di Indonesia itu 42 persen," kata dia dalam acara Minerba Expo 2024 di Jakarta, Senin (25/11/2024).

Oleh sebab itu, ia menilai dengan cadangan nikel yang cukup besar, maka kontribusi sektor mineral dan batu bara (minerba) kepada pendapatan negara tentunya akan sangat signifikan.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hilirisasi Nikel, Dukung Keberlanjutan & Daya Saing Global

Next Article Penasihat Prabowo Usul Proyek 'Kebanggaan' Jokowi Dilanjut Jadi Ini

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|