Jakarta, CNBC Indonesia- Komitmen Patrick Walujo untuk tetap menjabat sebagai Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hingga 2029 mendapat sambutan hangat dari pelaku pasar. Analis pun menyoroti berbagai prestasi bos GOTO tersebut selama memimpin perseroan.
Kiprah Patrick dalam mengelola bisnis dan investasi dinilai tidak perlu diragukan lagi. Namun dalam sepanjang kariernya, baru kali ini pria berusia 50 tahun tersebut turun langsung sebagai manajemen kunci dalam perusahaan yakni di GOTO.
Setelah resmi disahkan sebagai Direktur Utama GOTO dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Juni 2023, analis menyoroti setidaknya beberapa prestasi Patrick saat memimpin GOTO meski dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Analis Ciptadana Sekuritas Gani menilai, sosok Patrick cocok memimpin perusahaan teknologi seperti GOTO yang saat ini berada pada fase transisi dari perusahaan startup menjadi perusahaan yang lebih stabil dan terus bertumbuh.
"Dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun, Patrick banyak melakukan transformasi di internal GOTO. Manuver strategis yang dilakukan pun sudah banyak yang membuahkan hasil," ungkap Gani dikutip Selasa (7/1/2025).
Di bawah kepemimpinan Patrick, untuk pertama kalinya GOTO mencapai perbaikan profitabilitas operasional terutama ditinjau dari sisi EBITDA grup yang disesuaikan. GOTO dua kali mencetak EBITDA grup yang disesuaikan positif di kuartal IV-2023 dan kuartal III-2024.
"Setelah berhasil cetak EBITDA grup yang disesuaikan positif secara kuartalan, selanjutnya fokus tentu adalah setahun penuh. Mesin pertumbuhan GOTO ada di unit bisnis On-Demand Services (ODS) dan GoTo Financial (GTF) ke depan untuk bisa capai EBITDA grup yang disesuaikan positif," katanya.
Menurut Gani, Patrick juga sukses mentransformasi unit bisnis financial technology GOTO yakni GTF dari awalnya memiliki monetisasi rendah menjadi salah satu pendorong pertumbuhan dan margin bisnis GOTO.
"Lewat produk lending yang berhati-hati dengan Buy Now Pay Later (BNPL) dan cash loan berbasis ekosistem, loan book tumbuh 3 kali dalam setahun dan bisa capai 2 kali di akhir 2025 dari posisi September 2024. Bisa dibayangkan produk lending punya margin yang solid tetapi dengan kehati-hatian risiko kredit berupa NPL bisa dijaga rendah di kisaran 1%. Ini keberhasilan dan langkah konkret untuk GOTO capai profitabilitas," ujarnya.
Senada dengan Gani, Analis Semesta Indovest Sekuritas, Michael Lee, juga menilai beberapa keberhasilan Patrick lainnya adalah mentransformasi bisnis e-commerce yang tadinya memiliki arus kas negatif menjadi positif.
"Dekonsolidasi Tokopedia dan kemitraan strategis dengan TikTok Shop terbukti membuat GOTO lebih solid. Dengan adanya deal dan klausul e-commerce service fee, GOTO tidak hanya punya recurring revenue tetapi juga jauh lebih solid dari sisi arus kas," ujarnya.
Menurutnya, Patrick memiliki kemampuan yang mumpuni dalam meningkatkan efisiensi operasional. Salah satu yang disorot adalah kerja sama cloud dengan Alibaba dan Tencent.
"Lewat kerja sama strategis tersebut, biaya cloud yang mahal bisa dihemat sampai 50%. Ini akan terefleksikan di operating expense yang lebih rendah dan bisa mendongkrak profitabilitas ke depan" tambahnya.
Bahkan menurut Michael, terutama dengan kerja sama dengan Alibaba yang juga sebagai salah satu pemegang saham mayoritas perseroan, ancaman overhang sama GOTO bisa diatasi.
"Dengan Alibaba stay commit untuk hold saham GOTO hingga 2029, risiko overhang bisa di-manage. Ini artinya kemitraan strategis tidak hanya berupa cost-saving tetapi juga menjadi langkah untuk meningkatkan confidence pasar pada saham GOTO," jelasnya.
Menurut dia, prestasi Patrick dalam waktu singkat menjadi angin segar untuk pasar. Apalagi jika Dirut GoTo itu punya komitmen besar pimpin perusahaan untuk waktu yang lebih lama sampai 2029.
"Bakal lebih positif, tentu sesuai dengan aturan dan persetujuan pemegang saham," imbuhnya.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Melemah & IHSG Awal Pekan Ambruk Lebih Dari 1%, Ada Apa?
Next Article GOTO Angkat Simon Ho Jadi Direktur Keuangan Baru, Ini Profilnya