Cerita Sri Mulyani Keluarkan RI dari Komplotan Negara 'Sakit-sakitan'

3 months ago 40

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka-bukaan strategi yang digunakan untuk mengeluarkan Indonesia dari komplotan fragile five atau lima negara yang ekonominya rapuh.

Fragile five ini istilah yang disematkan Morgan Stanley untuk Turki, Indonesia, India, Brazil, dan Afrika Selatan pada 2013.

Sri Mulyani mengatakan, strategi kunci pertama yang pemerintah gunakan untuk melepaskan status Indonesia sebagai negara yang ekonominya rapuh ialah dengan menjaga independensi Bank Indonesia sebagai bank sentral.

Selain itu, memperkuat pengawasan di sektor keuangan, sambil pemerintah terus menjaga kesehatan fiskal dan menjaga rasio utang terhadap PDB tetap rendah.

"Pemulihan stabilitas makroekonomi dan kredibilitas kebijakan makroekonomi adalah faktor yang paling penting," kata Sri Mulyani saat wawancara khusus dengan Finance & Development Magazine IMF pada September lalu, dan dipublikasikan pada Desember 2024.

Oleh sebab itu, ia menekankan, Indonesia menggunakan krisis untuk mendorong reformasi yang lebih besar, di samping juga berinvestasi dalam infrastruktur jalan, pelabuhan, listrik, telekomunikasi untuk menutup kesenjangan daya saing dengan negara-negara tetangga. Tak ketinggalan, investasi sumber daya manusia juga terus dijalankan.

"Saat ini kami mengalokasikan 20% anggaran untuk pendidikan, dan dana beasiswa baru telah membiayai 50.000 orang untuk belajar di universitas terbaik di dunia. Tentu saja, Anda tidak dapat mendanai segalanya dengan uang publik. Oleh karena itu, kami mengembangkan kemitraan publik-swasta dan terus meningkatkan iklim bisnis dan investasi," tegasnya.

Dengan berbagai strategi itu, ia mengatakan, indikator yang menyebabkan Indonesia selama ini rentan ekonominya, yaitu defisit transaksi berjalan atau current account deficit mampu mengalami surplus dalam waktu-waktu tertentu, dan meskipun defisit mampu terjaga rendah.

Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia menargetkan, defisit transaksi berjalan akan terus terjaga dalam kisaran defisit 0,5% sampai dengan 1,3% dari PDB.

"Hari ini, current account kami mengalami surplus, dan sektor keuangan kami tangguh. Kami telah melakukan banyak upaya untuk membangun ketahanan ekonomi. Ini adalah hasil dari usaha yang disengaja, bukan sesuatu yang terjadi begitu saja," tegasnya.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Sri Mulyani Sebut APBN Tekor Rp401 Triliun di November 2024

Next Article Ekonomi Tumbuh 5,05% di Kuartal II-2024, Ini Kata Sri Mulyani!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|