Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, Indonesia memiliki potensi besar pula dalam mengembangkan industri halal, seperti makanan dan minuman halal, farmasi halal, kosmetik halal, keuangan Islam, dan pariwisata halal. Hal ini sejalan dengan laporan State of the Global Islamic Economy Report (SGIER) 2023/2024 yang menyebut konsumsi produk halal dunia terus meningkat.
Bahkan Indonesia berhasil meningkatkan peringkatnya dalam Global Islamic Economy Indicator, yang menjadi cerminan kemajuan dalam sektor industri halal nasional. Sementara itu, di pasar domestik, masyarakat muslim di Indonesia mencatatkan pengeluaran sebesar US$ 184 miliar pada 2020 dan diproyeksikan meningkat hingga 14,96% pada 2025, atau sebesar US$281,6 miliar. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai konsumen pasar halal terbesar di dunia dengan share 11,34% dari total pengeluaran halal global.
Besarnya pengeluaran terhadap produk halal, membuat industri halal bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi konsumen Indonesia terhadap produk halal semakin meningkat karena dinilai aman, higienis, dan berkualitas. Pemerintah pun mengupayakan pengembangan industri halal di Indonesia melalui sertifikasi halal bagi produk-produk yang dihasilkan, termasuk produk makanan dan minuman.
"Kementerian Perindustrian sebagai bagian dari pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan program-program pemberdayaan untuk sektor industri, di antaranya fasilitasi sertifikasi halal bagi sektor industri. Hal ini mendukung kesiapan industri dalam menyambut wajib halal, dengan mendorong kesiapan untuk peningkatan ekonomi syariah," ujar Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika, dikutip belum lama ini.
Sertifikasi halal bagi seluruh produk makanan, minuman, hasil sembelihan, dan jasa sembelihan akan diberlakukan di seluruh wilayah tanah air, sesuai dengan pentahapan kewajiban halal yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah nomor 39 tahun 2021. Untuk itu, Kemenperin terus mendorong fasilitasi sertifikasi halal bagi Industri Kecil (IK). Beberapa perusahaan yang mengedepankan sertifkasi halal mulai dari Ismaya Group, Biofarma, hingga Unilever Indonesia.
Di tengah meningkatnya permintaan produk halal, industri F&B turut berperan dalam menyediakan produk halal yang terpercaya. Salah satunya ialah PT Kitchenette Lestari yang resmi mengantongi sertifikat halal untuk 40 outlet di Indonesia.
Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM) dipilih sebagai Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang dipercaya menangani seluruh proses pemeriksaan kehalalan hidangan nusantara dari The People's Cafe secara cepat dan mudah.
Direktur Utama Ismaya Group, Cendyarani, mengatakan adanya sertifikat halal menjadi pencapaian untuk mewujudkan komitmen berkelanjutan. Komitmen ini mendorong perusahaan untuk terus beradaptasi dan berinovasi, memastikan setiap produk dapat melayani semua kalangan.
"Sertifikat halal ini memberikan jaminan kepada seluruh konsumen bahwa bahan baku, metode pengolahan, dan proses memasak setiap hidangan sudah memenuhi standar dan regulasi halal yang ketat sesuai ketentuan regulasi pemerintah Indonesia. Jadi tidak ada hal yang perlu dicemaskan dari sajian nusantara Indonesia dari The People's Cafe," tutur Cendrayani.
Selanjutnya datang dari industri FMCG (Fast-Moving Consumer Goods) Unilever Indonesia yang aktif dalam menghadirkan inovasi produk halal sebagai perwujudan komitmen selalu memberikan rasa aman dan nyaman bagi konsumen melalui produk-produknya. Salah satunya dengan memastikan kualitas, keamanan, termasuk kehalalan produk merupakan prioritas utama yang tidak pernah dikompromikan.
Diketahui Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) pertama yang pabriknya mendapatkan sertifikasi Sistem Jaminan Halal (SJH) dari MUI pada 1994. Unilever Indonesia memastikan penerapan yang menyeluruh, mulai dari formulasi dan bahan baku, pasokan bahan baku, proses dan fasilitas produksi, hingga proses distribusi.
Selain berkomitmen dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan halal, Unilever Indonesia turut mengadakan berbagai program yang mendorong komunitas muslim menjadi lebih berdaya, sehat, dan sejahtera.
Di antaranya adalah Program Pesantren Sehat (Santri Berseri) yang digelar sejak 2019 dan menjangkau 2 juta santri dan santriwati di lebih dari 2.000 pesantren hingga tahun 2024. Juga, program kolaborasi tahunan antara Unilever, Masjid Istiqlal, dan Duitin yang diselenggarakan selama Ramadan, yakni Program Ramadan Bersih. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan partisipasi pengunjung masjid di Masjid Istiqlal dalam pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
Selain sektor F&B dan FMCG, komitmen menghadirkan produk halal juga dilakukan di sektor farmasi, salah satunya Bio Farma dengan menerima sertifikat halal dari Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) untuk produk vaksin BCG. Direktur Utama Bio Farma, Shadiq Akasya menyampaikan bahwa sertifikat Halal ini merupakan bukti komitmen Bio Farma untuk memperhatikan aspek halal dari keseluruhan proses produksi.
Shadiq menambahkan sertifikasi halal ini adalah jaminan Bio Farma untuk menyediakan produk berkualitas yang aman dan nyaman digunakan, serta kedepannya Bio Farma akan menargetkan sertifikasi halal untuk seluruh produk.
"Sertifikasi halal ini juga menjadi jaminan kami dari Bio Farma, kepada seluruh orang tua di Indonesia, bahwa kami senantiasa menyediakan produk vaksin yang aman dan nyaman untuk digunakan oleh pengguna, utamanya adalah anak-anak di Indonesia. Lebih lanjut, kedepannya kami juga akan terus melakukan pengembangan terhadap keseluruhan produk, dan direncanakan sampai dengan tahun 2039, seluruh portofolio produk Bio Farma telah mendapat sertifikasi halal," tambah Shadiq.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pandemi Covid-19 Berakhir, Bisnis F&B Kembali Bersinar
Next Article Kemendag Ungkap Daya Beli Masyarakat Bisa Naik Karena 2 Agenda Ini!