Jakarta, CNBC Indonesia - China terus berupaya untuk bisa menyaingi kekuatan Amerika Serikat (AS) dari semua sisi. Terbaru, militer China meluncurkan kapal serbu amfibi generasi berikutnya.
Kapal seri 076 itu diluncurkan pada sebuah upacara di Shanghai pada hari Jumat waktu setempat. Sichuan, nama kapal ini, memiliki bobot lebih dari 40 ribu ton dan termasuk yang terbesar di dunia.
China membangunnya dengan dua bagian superstruktur serta dek penerbangan. Kapal ini mengadopsi sistem ketapel elektromagnetik, seperti dilansir CNN Internasional, dikutip Sabtu (28/12/2024).
Sistem tersebut membuat kapal bisa meluncurkan pesawat lebih besar dan lebih berat dari yang bisa dilakukan tanpa teknologi. Artinya pesawat membawa lebih banyak bahan bakar dan banyak bom serta rudal.
Sebagai perbandingan baru kapal induk milik AS, USS Gerald R Ford yang telah menggunakan sistem ketapel yang sama. Menyusul China juga tengah menyiapkan sistem ketapel pada kapal induk Fujian yang tengah dalam masa uji coba di laut.
Center for Strategic and International Studies (CSIS) melaporkan awal tahun ini jika kapal Tipe 076 bisa menggunakan platform drone berawak yang sangat besar. Sementara kekuatan lebih besar bisa menampung untuk sistem tanpa awak.
"Jika terbatas pada sistem tidak berawak, sayap udara Type 076 akan sangat mumpuni. China membanggan senjata UAV yang canggih dan terus bertambah, termasuk pesawat nirawak tempur siluman GJ-11, nirawak pengintai WZ-7 dan UCAV CASC Rainbow dan lainnya," ucap laporan tersebut.
CSIS juga menjelaskan kapal ini kemungkinan akan bisa menampung helikopter dan kapal pendarat amfibi. Ukurannya yang besar kemungkinan bisa membawa lebih banyak barang dari Type 075 yang berukuran lebih kecil.
Analis militer, Carl Schuster menjelaskan Type 076 jadi komitmen angkatan laut China untuk kemampuan perangnya. Termasuk untuk persaingan kekuatan militer dengan AS.
"Ini menunjukkan peningkatan kemampuan proyeksi kekuatan maritim China saat komitmen dan kemampuan Angkatan Laut AS untuk misi ekspedisi, amfibi dan bantuan kemanusiaan menurun signifikan," ucapnya.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Siaga Perang Asia Hingga Uber Bawa Kiamat Driver Online
Next Article Amerika Buka Markas Komando di Jepang, Ada Apa?