Dirut Bank Mandiri: RI Punya Peran Vital dalam Perubahan Iklim Global

2 days ago 2

Jakara, CNBC Indonesia - Sebagai negara dengan kekayaan alam yang luar biasa, Indonesia memiliki posisi paling strategis dalam menjaga keseimbangan karbon global.

Dengan hutan tropis terbesar ketiga di dunia dan ekosistem mangrove terluas yang mencakup lebih dari 3,36 juta hektare atau sekitar 20% dari total luas mangrove dunia, Indonesia menjadi pusat perhatian dalam upaya penurunan emisi global.

Lebih dari itu, berkat lahan gambut yang luas dan keanekaragaman hayati yang besar turut menjadikan Indonesia rumah bagi Natural Based Solutions (NBS) terbesar kedua di dunia, dengan potensi menyerap 1,5 Giga Ton (Gt) CO per tahun.

Berkaca pada fakta tersebut, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi emisi karbon dunia secara signifikan. Untuk itu, Bank Mandiri lanjut Darmawan hadir sebagai mitra strategis untuk mendukung peran besar Indonesia.

"Bank Mandiri berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan pembiayaan, tetapi juga menjadi mitra transformasi bagi nasabah kami, dengan membantu mereka beralih ke praktik bisnis yang lebih berkelanjutan," ujar Darmawan dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (20/12/2024).

Di samping itu, Darmawan menjelaskan, dalam mendorong bisnis yang berkelanjutan, Bank Mandiri fokus pada dua langkah strategis utama. Pertama, Bank Mandiri berperan sebagai ESG Advisor bagi nasabah dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon dan kedua memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek berbasis iklim seperti konservasi alam dan pengembangan energi terbarukan.

"Impian besar kami adalah menjadikan nasabah sebagai Sustainability Champion, yang mampu memberikan dampak positif nyata terhadap lingkungan dan pada saat yang sama mendapatkan keunggulan yang kompetitif," jelasnya.

Terbukti, Bank Mandiri telah merealisasikan portofolio pembiayaan berkelanjutan senilai Rp 285 triliun hingga September 2024. Raihan ini meningkat 12,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Bila dirinci, portofolio tersebut terdiri dari pembiayaan sosial sebesar Rp 143 triliun tumbuh 9,4% secara year on year (YoY) dan pembiayaan hijau sebesar Rp 142 triliun naik 16,4% YoY. Prestasi ini menjadikan Bank Mandiri sebagai pemimpin pasar dengan pangsa lebih dari 35%.

Tak ketinggalan, Bank Mandiri juga telah menyematkan fitur Livin' Planet di super app Livin' by Mandiri yang dirancang untuk mempermudah nasabah dalam menghitung jejak karbon dari aktivitas sehari-hari, seperti penggunaan listrik, transportasi dan kegiatan lainnya. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memahami dampak lingkungan yang dihasilkan dari aktivitas, serta menawarkan solusi nyata untuk menyeimbangkan emisi karbon pribadi.

Meski begitu, Bank Mandiri juga menyadari masih terdapat hal yang perlu diatasi bersama untuk membangun ekosistem berkelanjutan di Indonesia. "Pengetahuan tentang praktik bisnis berkelanjutan, akses teknologi yang belum merata, dan kesenjangan pembiayaan harus kita atasi bersama untuk memaksimalkan potensi solusi berbasis alam," kata Darmawan.

Untuk mengangkat isu ini, Bank Mandiri terus menunjukkan komitmen ini di forum internasional, salah satunya melalui partisipasi di sesi CEO Climate Talks dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP29) di Baku, Azerbaijan. Dalam forum tersebut, Darmawan menegaskan pentingnya kolaborasi global untuk mendukung peran strategis Indonesia dalam menyeimbangkan karbon dunia.

Melalui forum bergengsi tersebut, Bank Mandiri mengajak seluruh pemangku kepentingan, mitra global, dan komunitas untuk bersama-sama mempercepat penurunan emisi, menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan, dan mendukung Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) lebih cepat dari target 2060.

"Indonesia memiliki keunikan yang tidak dimiliki negara lain. Alam kita adalah solusi bagi dunia, dan kami di Bank Mandiri berkomitmen menjadi dari perjalanan ini," pungkas dia.


(dpu/dpu)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Komitmen Bank Mandiri Dukung Percepatan Realisasi NZE RI 2060

Next Article Bank Mandiri (BMRI) Catat Penyaluran KUR Rp 19,33T per Juni 2024

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|