Jakarta, CNBC Indonesia - Pengawas internet China meluncurkan kampanye yang menyoroti penyalahgunaan teknologi dalam memanfaatkan rekomendasi di aplikasi dan website.
Menghadapi tekanan tersebut, banyak platform internet China yang berjanji untuk mengubah algoritma mereka dalam menjajakan konten ke pengguna.
Hal tersebut juga membuat raksasa e-commerce asal China seperti ByteDance dan Pinduoduo untuk mengubah aplikasi mereka.
ByteDance yang merupakan induk TikTok di global dan menjalankan Douyin di China mengumumkan pihaknya akan membuat pusat keamanan tahun ini di dalam aplikasi Douyin, dikutip dari South China Morning Post, Senin (6/1/2025).
Pusat keamanan ini bertujuan memberikan sistem rekomendasi yang lebih transparan ke pengguna. Perusahaan juga berkomitmen untuk menyediakan video yang beragam di feed, serta memperkuat pemberantasan misinformasi dan kekerasan online di platformnya, menurut postingan di akun WeChat perusahaan.
Sementara itu, Pinduodo (PDD) yang merupakan induk Temu mengatakan hal serupa. Perusahaan akan secara aktif membangun ekosistem yang lebih sehat untuk mencegah diskriminasi harga berbasis Big Data, menurut outlet berita Yicai.
Selain dua platform e-commerce tersebut, platform Xiahongshu yang disebut-sebut sebagai 'Instagram China' mempublikasikan unggahan di platformnya. Isinya mengajak pengguna untuk mempelajari bagaimana algoritma platform bekerja.
Xiaohongshu juga mengingatkan pengguna bahwa mereka bisa membuat rekomendasi terpersonalisasi kapan saja.
Sebagai informasi, pemerintah China sebelumnya mematok tenggat waktu selama tiga bulan sejak November 2024 bagi platform online untuk memperbaiki masalah pada algoritma mereka.
Salah satunya adalah memperbaiki 'filter bubbles' yang mengisolasi pengguna untuk mengakses konten-konten yang tidak sesuai dengan pandangan mereka.
Selain itu, penargetan berdasarkan harga jual produk yang tak adil pada demografi yang berbeda juga menjadi salah satu yang disoroti pemerintah China.
Cyberspace Administration of China (CAC) cabang Beijing pada Desember lalu juga mengumpulkan 11 perwakilan platform online untuk mendiskusikan permasalahan algoritma. Beberapa yang hadir adalah layanan pesan-antar makanan Meituan, layanan transportasi Didi Chuxing, dan raksasa internet Baidu.
Pada bulan lalu, Meituan mengatakan akan menggelar pertemuan kuartalan dengan para pakar, pengguna, kurir, serta merchant, untuk memperbaiki sistem algoritma platform. Meituan juga memperkenalkan mekanisme yang diharapkan bisa membuat waktu pengantaran kurir lebih efisien, sehingga kurir tak perlu lembur.
Di bulan yang sama, CAC cabang Shanghai juga bertemu dengan lebih dari 100 platform, termasuk Pinduodui, Xiaohongshu, dan Bilibili, untuk membicarakan topik serupa.
Kesimpulannya, pemerintah China menginginkan platform online lebih transparan dan bertanggung jawab dalam membangun sistem algoritma layanan. Diharapkan ranah internet di China bisa lebih positif dan memberikan kebebasan bagi pengguna untuk mengatur sendiri konten rekomendasi sesuai selera mereka.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Daftar Tantangan Industri RI Percepat Transformasi Digital 2025
Next Article Bukan Samsung, Raksasa China Bangkit Langsung Jadi Raja HP Lipat