Jakarta, CNBC Indonesia - Penipu online bertebaran di internet dengan berbagai modus untuk mengeruk rekening bank korban. Belakangan ini, Amerika Serikat (AS) dilanda gaya penipuan yang mempromosikan obat pelangsing di media sosial.
Gaya penipuan ini tersebar di platform populer seperti TikTok, Facebook, Instagram dan sejenisnya.
CNBC Internasional menyebutkan banyak penjualan obat GLP-1 bermerek palsu belakangan ini. Obat dengan merek Lilly dan Novo tersebut disebar oleh penjual non-resmi atau palsu.
Adapun produk obat yang dijajakan berbeda sama sekali dengan obat asli. Banyak orang yang sudah menjadi korban.
Wakil presiden moderasi konten Coalition for a Safer Web, EricFeinberg menjelaskan penipuan itu memanfaatkan emosi manusia untuk menurunkan berat badan. Mereka menjadi sasaran empuk untuk jadi korban
berikutnya.
"Ini menjadi audiens yang sempurna untuk digunakan secara online memanfaatkan orang secara psikologis dan emosional," kata Feinberg dikutip dari CNBC Internasional, Senin (30/12/2024).
Laporan dari lembaga nirlaba Digital Citizens Alliance dan Coalition for a Safer Web menjelaskan soal modus penipuan di platform online. Menurut laporan, para penipu akan membuat akun yang cukup menjanjikan bagi masyarakat.
Termasuk harga yang ditawarkan juga jauh lebih murah dari yang dijual di pasar. Kabarnya obat itu dijual sekitar US$200-US$400 (Rp 3,1 juta - 6,3 juta) untuk penggunaan selama satu bulan.
Melengkapi kejahatan itu, para penipu menggunakan platform pembayaran online seperti Zelle, Venmo, dan Paypal. Ini membuat sulit untuk dilacak dibandingkan dengan membayar melalui kartu kredit tradisional.
Penipuan yang berhasil terungkap menyebutkan obat itu berasal dari luar negeri. Para penipu akan meminta tambahan biaya karena obat tertahan bea cukai.
Mereka akan meminta tambahan sekitar US$300-US$500 (Rp 4,7 juta - Rp 7,9 juta) untuk obat bisa keluar dari bea cukai. Untuk meyakinkan para korbannya, penipu juga akan mengirimkan nomor pelacakan pengiriman palsu, ungkap Direktur Eksekutif Digital Citizens Alliance, Tom Galvin.
Untuk itu, hati-hati membeli produk di internet. Sebaiknya periksa apakah produk yang dibeli benar-benar berasal dari toko online resmi. Jangan sampai jadi korban selanjutnya!
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ancaman Siber Masif di 2025, Pemerintah Didesak Benahi Regulasi
Next Article Modus Penipuan Baru Lewat Kabel HDMI, Dampaknya Ngeri