Gejolak Global-Efek AS Ancam RI, Airlangga Ungkap 5 Jurus Penyelamat

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah optimistis mampu menggerakkan perekonomian Indonesia dengan baik sepanjang kuartal I-2025. Berbagai kebijakan insentif untuk mendorong aktivitas ekonomi itu pun telah diberlakukan.

"Dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2025, pemerintah mendorong peningkatan demand dan supply dalam mendukung pergerakan ekonomi saat libur Lebaran," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangannya, Sabtu (15/3/2025).

Berbagai program yang disiapkan pemerintah jelang Hari Raya Idulfitri itu mulai dari program pariwisata selama periode Idulfitri yang diproyeksikan akan terdapat sebanyak 122,1 juta perjalanan wisatawan.

Kedua ialah pemberian insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah atau PPN DTP yang ditambah sebesar 6% untuk tiket transportasi, diskon tarif tol 20% untuk perjalanan jarak jauh (Barrier Gate to Barrier Gate) di beberapa ruas tol, pada H-7 hingga H-4 Idulfitri, serta H+7 hingga H+8 Idulfitri.

Ketiga ialah percepatan program pembelian kendaraan bermotor listrik yang telah disepakati pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya melalui pemberian bantuan sebesar Rp7 juta per unit motor dari fiskal pemerintah.

Keempat pemerintah juga telah memutuskan untuk mengimbau kepada para pemberi kerja memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan bagi pekerja/buruh dan Bonus Hari Raya Keagamaan bagi pengemudi dan kurir pada layanan angkutan berbasis aplikasi dibayarkan paling lambat tujuh hari sebelum Hari Raya Idulfitri.

Untuk penyaluran THR ASN Pusat dan Daerah serta pensiunan dilakukan pada 2 pekan sebelum Idulfitri.

Kelima ialah program belanja nasional antara lain Friday Mubarak pada 28 Februari-28 Maret 2025 dengan target transaksi sebesar Rp 75-77 triliun, BINA Lebaran pada 14-30 Maret 2025 dengan target transaksi Rp 30 triliun, dan kampanye belanja online Ramadhan di seluruh e-commerce.

Di samping menyiapkan berbagai kebijakan untuk menjaga perekonomian tersebut, pemerintah juga terus memonitor dinamika ekonomi global yang terus mengalami perubahan, salah satunya terkait kebijakan ekonomi baru di Amerika Serikat seperti terkait tarif.

"Meskipun sejumlah negara menghadapi risiko resesi yang lebih tinggi, Indonesia tetap berada dalam posisi yang baik," ucap Airlangga.

Menurut data Bloomberg pada Februari 2025, probabilitas resesi Indonesia kurang dari 5%, jauh lebih rendah dibandingkan negara lain seperti Meksiko (38%), Kanada (35%), dan Amerika Serikat (25%).

Proyeksi probabilitas ini pun diperkuat dengan data terakhir capaian pertumbuhan ekonomi pada 2024 sebesar 5,03%. Selain itu, leading indicator perekonomian nasional juga mencatatkan angka yang impresif sehingga menunjukkan optimisme masih kuat.

Kondisi tersebut tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di level optimis sebesar 126,4 pada Februari 2025, PMI Manufaktur yang tetap ekspansi di level 53,6, serta inflasi yang terkendali yakni deflasi 0,48% (mtm) karena masih adanya program diskon tarif listrik, dengan komponen inti mengalami inflasi 0,25% (mtm).

"Dengan pondasi ekonomi nasional yang solid, diversifikasi mitra dagang, serta hilirisasi yang terus diperkuat, Indonesia berpeluang besar menjaga stabilitas dan daya saingnya di tengah gejolak ini," tutur Airlangga.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kemenaker Bentuk Posko Demi Pastikan THR Cair H-7 Lebaran

Next Article Video: Menko Airlangga Beberkan Program Quick Win Sektor Ekonomi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|