Jakarta, CNBC Indonesia - Pengusaha teriak setelah Google merombak algoritme mesin pencarian miliknya. Salah satunya adalah Brandon Saltalamacchia, pemilik situs web permainan genggam Retro Dodo. Sejak September lalu, Google mengeluarkan pembaruan besar yang mengubah keseimbangan cara orang menemukan informasi secara online.
Pembaruan konten yang bermanfaat demikian Google menyebutnya, dimaksudkan untuk meningkatkan artikel yang ditulis oleh manusia untuk manusia, menyingkirkan artikel yang dibuat oleh AI dan situs-situs spam.
Situs milik Saltalamacchia adalah salah satu dari banyak situs web kecil yang trafiknya mengering setelah pembaruan tersebut. Sementara beberapa website yang lebih besar lebih menerima manfaat pembaruan dari Google.
"Puluhan ribu pemilik situs independen sekarang telah dimasukkan ke dalam corong itu, dan kami tidak bisa keluar dari sana," kata Saltalamacchia, dikutip dari Cnet, Jumat (3/1/2025).
"Sudah delapan bulan berlalu. Sebagian besar dari kami kehabisan uang tunai," imbuhnya.
Sejak pembaruan tersebut, trafik ke Retro Dodo turun 90%, menurut data kinerja hasil pencarian Google Search yang diberikan kepada CNET oleh Saltalamacchia.
Dia harus memberhentikan seluruh stafnya, kecuali Pemimpin Redaksi Sebastian Santabarbara. Pada Oktober, trafik Retro Dodo masih jauh lebih rendah dari sebelumnya.
Saltalamacchia bahkan menggunakan uang pribadinya agar website Retro Dodo tetap bertahan.
Postingan blognya, di mana dia berpendapat bahwa Google membunuh situs-situs kecil seperti miliknya, menjadi viral di antara komunitas SEO, atau pengoptimalan mesin pencari, pada awal tahun ini. Karena postingan tersebut, telah mendapat banyak perhatian anggota komunitas tersebut. Dia menerima tips yang tampaknya acak dari para pakar SEO.
"Saya tidak tahu siapa yang harus saya percayai," kata Saltalamacchia. "Dan ini adalah masalah untuk mendapatkan audit ini dan mendengarkan industri SEO, karena tidak ada yang tahu apa yang sedang terjadi," imbuhnya.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tantangan RI Kejar Kemajuan Data Center Singapura-Malaysia
Next Article Google Berubah di Indonesia, Begini Cara Pakai AI Overviews di Search