Habis Terbang 5 Hari, Harga Minyak Mentah Mulai Koreksi!

1 day ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia mengakhiri perdagangan kemarin Senin (6/1/2025) di zona merah setelah lima hari terbang.

Merujuk data Refinitiv, pada penutupan kemarin, harga minyak jenis Brent koreksi 0,27% ke posisi US$ 76,30 per barel. Sejalan dengan itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) turun 0,54% menjadi US$ 73,56 per barel.

Depresiasi masih terpantau sampai perdagangan Selasa hari ini (7/1/2025) pukul 09.00 WIB, di mana Brent dan WTI, masing-masing kontraksi 0,21% dan 0,30%.

Harga minyak berbalik arah setelah menyentuh level tertinggi dalam 12 pekan dipicu kombinasi efek dari pelemahan indeks dolar AS (DXY), pelemahan permintaan, inflasi Jerman dan kenaikan harga jual resmi Saudi Arabia.

Indeks dolar AS atau DXY setelah melambung ke atas level 109, akhirnya mulai mendingin ke 108 meskipun masih di level cukup tinggi.

Hal tersebut disinyalir muncul laporan presiden terpilih AS Donald Trump yang sedang mempertimbangkan penerapan tarif yang terbatas pada impor strategis. Namun, penurunan dolar kembali tertahan setelah Trump membantah laporan tersebut.

Mata uang dolar yang lebih lemah biasanya membuat harga minyak lebih terjangka

Pasar kini fokus pada petunjuk lebih lanjut tentang prospek suku bunga Federal Reserve (The Fed) melalui risalah yang akan disampaikan Rabu besok dan dampaknya terhadap konsumsi energi.

Sementara itu, eksportir minyak terbesar dunia, Saudi Aramco, pada Senin kemarin menaikkan harga minyak mentah untuk pembeli Asia pada Februari mendatang, ini menjadi kenaikan pertama dalam tiga bulan terakhir.

Sementara itu, dari sisi permintaan ada laporan yang dirilis Departemen Perdagangan AS menunjukkan pesanan baru untuk barang produksi pabrik turun pada November dipicu pelemahan permintaan pesawat terbang komersial dan merosotnya belanja peralatan sektor bisnis pada kuartal empat 2024

Harga minyak dunia juga terpengaruh kabar yang menyebutkan laju inflasi tahunan Jerman meningkat lebih tinggi perkiraan pada Desember, akibat tingginya harga makanan.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(tsn/tsn)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Terus Melemah, Pasar Waspadai Ini

Next Article Harga Minyak Mulai Nanjak Pelan-Pelan, Akankah Berlanjut?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|