Harga Beras Turun, Bapanas Perkuat Stabilisasi hingga Wilayah Timur

2 hours ago 1

Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan harga beras medium dan premium mulai turun di tingkat nasional. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan harga beras medium dan premium mulai turun di tingkat nasional. Direktur Pengawasan Penerapan Standar Keamanan dan Mutu Pangan Bapanas, Hermawan, menyampaikan tren koreksi harga ini sebagai hasil pemantauan mingguan yang menunjukkan pergerakan positif di sejumlah daerah.

Bapanas menilai penurunan tersebut menjadi sinyal perbaikan menjelang akhir November, terutama untuk komoditas beras yang berperan besar dalam inflasi. Perbaikan harga ini diikuti penguatan stabilisasi yang difokuskan ke wilayah timur Indonesia, tempat harga masih lebih tinggi dibanding zona lain.

“Harga beras medium dan premium menunjukkan penurunan secara nasional per 22 November 2025,” ujar Hermawan, dikutip Selasa (25/11/2025).

Ia menerangkan beras medium berada di level Rp13.506 per kilogram atau turun 0,50 persen dari hari sebelumnya, sedangkan harga beras premium bergerak turun 0,84 persen. Bapanas melanjutkan intervensi di zona 3 yang mencakup wilayah timur dengan mempercepat distribusi pangan. Prioritas diberikan melalui Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) dan penguatan penyaluran beras SPHP ke Papua. Intervensi ini dijalankan bersamaan dengan optimalisasi gudang filial hingga Desember agar pasokan lebih mudah diakses dan rantai distribusi lebih pendek.

Upaya stabilisasi juga menyasar komoditas yang memengaruhi inflasi seperti jagung, cabai rawit merah, dan bawang merah. Untuk hortikultura, penguatan dilakukan lewat kolaborasi dengan Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah sentra produksi. Rantai dingin diperkuat untuk menjaga kualitas produk dan menjamin kontinuitas suplai ke pasar.

Ketersediaan daging dan telur ayam turut dipastikan aman untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat dan memenuhi Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemasokan MBG disiapkan melalui Badan Usaha Milik Petani (BUMP) dan BUMN pangan agar tidak mengganggu ketersediaan di pasar umum. Bapanas menilai dukungan dua jalur tersebut dapat memperkuat pasokan dan menjaga stabilitas harga unggas.

Hermawan merinci enam langkah utama Bapanas dalam menjaga stabilitas pangan, termasuk pemantauan harga real-time oleh 1.053 enumerator dan penguatan Panel Harga Pangan. FDP telah mencapai 651.925 kilogram untuk memangkas rantai pasok, sedangkan penyaluran beras SPHP mencapai 624 ribu ton atau 41,62 persen dari alokasi 2025. Bapanas juga tetap melakukan intervensi terhadap jagung pakan agar harga di tingkat peternak tidak bergejolak.

Bantuan pangan beras terus disalurkan dengan realisasi alokasi Oktober–November sebesar 5.471 ton. Gerakan Pangan Murah ditingkatkan agar masyarakat memperoleh harga yang wajar, dan Kios Pangan diperkuat sebagai titik distribusi langsung produk SPHP.

Bapanas menyatakan upaya stabilisasi akan dijalankan secara terpadu bersama seluruh pemangku kepentingan. Setiap warga ditargetkan tetap memperoleh akses pangan yang cukup dan terjangkau, terutama di wilayah terluar menjelang pergantian tahun.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|