Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menyimpan 'harta karun' yang berlimpah, dalam hal ini energi panas bumi. Gak tanggung-tanggung, potensi panas bumi yang ada di Indonesia mencapai 40% dari jumlah panas bumi di Dunia.
Direktur Operasi PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), Ahmad Yani mengatakan, dengan potensi panas bumi yang ada itu, bisa mendorong Indonesia mencapai swasembada energi sesuai dengan asta cita pemerintahan Presiden RI Prabowo Subianto.
"Sebagai perusahaan energi hijau kelas dunia, PGE berkomitmen untuk selalu secara berkelanjutan mengembangkan energi panas bumi, sebagai upaya nyata kita mendukung program swasembada energi yang tertuang dalam asta cita pemerintah, serta terus bergerak untuk membawa Indonesia menjadi geothermal center of excellence," kata dia kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Selasa (14/1/2025).
Sepanjang tahun 2024 saja, lanjut Yani, pihaknya bisa meningkatkan performa produksinya untuk potensi panas bumi di Indonesia hingga 2% dibandingkan dengan kinerja tahun 2023 lalu. Hal itu mampu dicapai melalui 5 wilayah kerja panas bumi (WKP) yang dikelola oleh PGEO yakni di WKP Kamojang, Ulubelu, Lahendong, Lumut Balai, dan Karaha.
"Jadi kita ini sangat berbahagia sekali karena diberikan suatu anugerah yang sangat besar, kita memiliki potensi geothermal terbesar di dunia 40%, potensi geothermal itu ada di Indonesia. Nah ini merupakan suatu peluang bagi Indonesia untuk swasembada energi, menggunakan green energy yang berkelanjutan tentu saja akan bagus mendukung transisi energi menuju energi hijau," paparnya.
Khusus tahun ini, PGEO bisa menambah kapasitas listrik sebesar 55 Mega Watt 9MW) melalui proyek PLTP Lumut Balai Unit II, Sumatera Selatan. "Nah saat ini secara langsung PGE mengelola 672 MW, dan insya Allah dalam tahun ini akan ketambahan 55 MW dari proyek Lumut Balai," jelasnya.
Asal tahu saja, Presiden Prabowo Subianto menunjukkan komitmennya untuk terus mengembangkan EBT sebagai salah satu upaya menangkal perubahan iklim global.
Tak tanggung-tanggung, tambahan kapasitas 75 Giga Watt (GW) pembangkit listrik baru dalam 15 tahun ke depan ditargetkan berasal dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Angka ini setara dengan 75% dari rencana tambahan 100 GW pembangkit listrik baru sampai 2040 mendatang.
Hal tersebut diungkapkan Utusan Khusus Presiden untuk Perubahan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, saat menjadi pembicara kunci pada Pembukaan Paviliun Indonesia di COP29 di Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024).
"Akan ada program baru yang ditawarkan Pemerintahan Presiden Prabowo kepada dunia. Pertama, akan ada 100 Giga Watt energi baru yang akan diimplementasikan oleh pemerintahan baru dalam 15 tahun ke depan, di mana 75% atau 75 Giga Watt akan berasal dari energi terbarukan," paparnya saat menjadi pembicara kunci saat pembukaan Paviliun Indonesia di COP29 di Baku, Azerbaijan, Senin (11/11/2024).
Dia memaparkan, tambahan sebesar 75 GW pembangkit listrik baru sampai 2040 ini berupa energi terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Dan selebihnya 25 GW berasal dari gas dan bahkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
"Ini komitmen kita. Ini komitmen pemerintahan baru," ujarnya.
Selain berkomitmen untuk menambah 75 GW pembangkit listrik hijau tersebut, menurutnya Pemerintahan Prabowo Subianto juga berkomitmen untuk melanjutkan semua komitmen yang telah dibuat oleh tiga Presiden RI sebelumnya, yakni baik saat era Presiden Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, maupun Joko Widodo (Jokowi).
"Jadi, semua komitmen yang telah dibuat pada pemerintahan dan perjanjian sebelumnya akan tetap dijaga, dan kita akan melanjutkannya dengan komitmen baru," tandasnya.
Tak hanya itu, lanjutnya, Presiden Prabowo Subianto juga berkomitmen untuk mengembangkan proyek penangkapan dan penyimpanan karbon alias carbon capture and storage (CCS). Dia menyebut, Indonesia diperkirakan memiliki potensi penyimpanan karbon hingga sekitar 500 Giga Ton.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: PGE Ungkap Kesiapan Produksi Green Hydrogen dari Panas Bumi
Next Article Prabowo Ingin RI Swasembada Energi, Bahlil Ungkap Caranya