Jakarta, CNBC Indonesia - Harga cabai rawit merah terpantau masih tinggi meski ada tren penurunan.
Di Jakarta, harga cabai rawit merah hari ini, Jumat (10/1/2025) secara rata-rata di tingkat eceran mendapai Rp117.800 per kg. Turun Rp550 dari sehari sebelumya.
Penurunan harga juga terjadi pada harga cabai lainnya. Situs Informasi Pangan Jakarta melaporkan, harga cabai merah keriting turun Rp298 ke Rp74.693 per kg, harga cabai merah besar turun Rp565 per Rp68.252 per kg, dan harga cabai rawit hijau anjlok Rp1.922 ke Rp78.507 per kg.
Secara rata-rata harian nasional, Panel Harga Badan Pangan mencatat, harga eceran cabai rawit merah hari ini turun Rp660 ke Rp73.570 per kg dan harga cabai merah keriting turun Rp180 ke Rp51.290 per kg.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo membeberkan sebab musabab terjadinya fluktuasi harga cabai saat ini. Saat menghadiri rapat koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) cabai bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas), petani cabai, dan pihak terkait, Kamis (9/1/2025) secara daring, Tunov mengungkapkan gagal panen yang dialami petani.
"Penyebab kenaikan harga ini yang pasti karena banjir atau kalau bahasa kami, tergenang air tanaman kami. Itu kalau cabai, tergenang air dalam kurun waktu 1 bulan, tidak akan pernah ada yang kuat," katanya, seperti dirilis Bapanas dalam keterangan resmi.
"Kalau di wilayah Jawa tengah itu bisa sampai 70%, kegagalan karena hujan. (Selain itu) produktivitas turun karena rontok bunga (akibat) hujan, angin. Itu bunga banyak yang rontok akhirnya probabilitas per pohon itu berkurang drastis bisa sampai di 50%. (Lalu) petani banyak yang mengganti (tanam cabai dengan) komoditas tanaman lain," imbuh Tunov.
Ia juga mengutarakan transisi sentra panen cabai juga turut memengaruhi pasokan. Katanya, saat Jawa Timur selesai panen akan beralih ke masa panen di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Ini kerap terjadi di awal, tengah, dan akhir setiap tahunnya.
"Terakhir, (terjadinya) hujan dari pagi, sangat berpengaruh. Misalnya kami di Jawa Tengah, hujan dari pagi, hari ini tidak ada yang panen, untuk besok di Jakarta stok pasti akan kosong di pasar. Makanya ini yang menyebabkan fluktuasi tinggi. Kalau besok cuacanya mendukung, petani akan serempak panen, maka harga akan terkoreksi lumayan tajam," bebernya.
Guna mengantisipasi itu, Tunov mengatakan Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengimbau untuk segera dilakukan penggantian terhadap tanaman yang rusak. Ini supaya di Februari dan Maret 2025 hingga momen Idulfitri nanti stok cabai dapat tercukupi.
Tren Harga Cabai Sama Seperti Tahun 2025
Sementara itu, Bapanas menyebut fluktuasi harga cabai, baik di tingkat produsen maupun konsumen di awal tahun merupakan tren berulang, setelah beberapa waktu sebelumnya harga cabai mengalami depresiasi. Hal ini bisa dijelaskan dari data panel harga Badan Pangan.
"Dapat kita lihat, harga cabai merah keriting di tingkat produsen di 2024 mulai menurun sejak September. Oktober agak di bawah. November harganya Rp14.000 per kg di petani. Ini sebenarnya para sedulur petani cabai kita sedih," kata Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa.
"Di sisi konsumen juga sama. Sebenarnya Januari sampai Desember 2024, kalau kita rata-ratakan, harga yang diperoleh konsumen masih masuk di range harga acuan, baik batas bawah maupun batas atas," sambungnya.
Ketut pun mengatakan tren harga cabai di awal 2025 persis seperti yang terjadi di awal 2024.
"Memang di Januari tahun ini sama dengan periode sebelumnya. Rerata harganya di atas harga acuan kita. Nanti Februari mulai akan turun dan Maret akan masuk lagi ke range batas bawah dan batas atas," bebernya.
Bapanas, ujarnya, akan memetakan daerah mana saja yang mengalami kenaikan harga dan akan didorong suplai cabai dari daerah yang surplus.
Upaya Stabilisasi Harga Cabai
Direktur SPHP Bapanas Maino Dwi Hartono mengharapkan dukungan secara bersama untuk menstabilkan harga cabai. "Mohon dukungannya, kita lihat dalam 1 minggu ke depan. Tapi tentu langkah stabilisasi, kita ambil bersama-sama. Bagaimana nanti di masing-masing daerah bisa menyediakan cabai dengan harga petani. Jadi konsumen akan terbantu sedikit," ucapnya.
"Kemudian, kami ada namanya bazar program murah. Nanti teman-teman champion bisa sekaligus melakukan promosi. Lalu kami di Badan Pangan Nasional masih ada dukungan FDP. Jadi mudah-mudahan ini bisa juga untuk membantu meringankan di sisi hilir konsumen, agar pergerakan harga bisa kita kendalikan lebih baik tentunya," tutup Maino.
Secara terpisah, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa cabai merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang memengaruhi inflasi, terutama pada sektor pangan.
"Oleh karena itu, melalui pendekatan yang komprehensif hulu hilir bersama stakeholder pangan dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga cabai, sehingga inflasi juga tetap terjaga," ujar Arief.
Program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) diklaim dapat mendorong kestabilan harga cabai, utamanya menjelang bulan Ramadan pada Maret mendatang. Untuk diketahui, sepanjang 2024 pemerintah bersama segenap stakeholder pangan telah melaksanakan FDP yang realisasi totalnya mencapai 750 ribu kilogram (kg). Dari itu, FDP cabai total terlaksana sebanyak 250 ribu kg. Ini terdiri dari cabai merah besar 206,4 kg; cabai merah keriting 38,7 ribu kg; dan cabai rawit merah 4,9 ribu kg.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Biang Kerok Harga Cabai Meroket Setara Daging Sapi!
Next Article Sudah Turun 30% Lebih, Harga Cabai Diramal Berpotensi Naik