Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump mengancam akan mengambil alih Kanal Panama. Hal ini telah menimbulkan ketegangan antara Washington dan juga negara Amerika Latin itu.
Sebelumnya, pada hari Minggu lalu, Trump mengatakan bahwa ia tidak akan membiarkan terusan tersebut jatuh ke 'tangan yang salah'. Ini terkait dengan biaya transit bagi kapal-kapal AS yang tinggi.
Setelah kejadian tersebut, ia mengunggah gambar bendera Amerika yang berkibar di atas perairan sempit di Truth Social, dengan komentar: "Selamat datang di Terusan Amerika Serikat!".
"Apakah ada yang pernah mendengar tentang Terusan Panama?" kata Trump di AmericaFest, acara tahunan yang diselenggarakan oleh Turning Point, kelompok konservatif sekutu, dikutip Jumat (27/12/2024).
"Karena kita ditipu di Terusan Panama seperti kita ditipu di tempat lain," tambahnya.
Trump pun juga menegaskan bahwa tarif bagi kapal AS adalah kebijakan yang sebenarnya didalangi oleh China. Ia menggarisbawahi peran Beijing yang semakin besar terhadap negara itu
"Itu semata-mata tanggung jawab Panama, bukan China , atau siapa pun," ujar Trump.
"Kami tidak akan dan tidak akan pernah membiarkannya jatuh ke tangan yang salah!" klaimnya.
"Jika Panama tidak dapat memastikan operasi terusan yang aman, efisien, dan andal, maka kami akan menuntut agar Terusan Panama dikembalikan kepada kami, secara penuh, dan tanpa pertanyaan."
"Tentara China dengan penuh kasih, tetapi secara ilegal, mengoperasikan Terusan Panama," klaim Trump lagi.
Terusan Panama, yang diresmikan pada tahun 1914, dibangun oleh AS tetapi diserahkan kepada Panama pada tanggal 31 Desember 1999. Penyerahan didasarkan pada perjanjian yang ditandatangani sekitar dua dekade sebelumnya oleh presiden AS saat itu Jimmy Carter, dan pemimpin nasionalis Panama Omar Torrijos.
Sebanyak 5% lalu lintas maritim global melewati Terusan Panama, yang memungkinkan kapal-kapal yang melakukan perjalanan antara Asia dan Pantai Timur AS. AS adalah pengguna utamanya, yang mencakup 74% kargo, diikuti oleh China dengan 21%.
Sontak, pernyataan Trump memicu reaksi keras dari Presiden Panama Jose Raul Mulino. Ia mengatakan bahwa Panama memiliki kedaulatan atas terusannya itu, bukan China. Ia juga menolak kemungkinan pengurangan tarif bea masuk bagi kapal-kapal AS.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan," kata Mulino dalam konferensi pers.
"Terusan itu milik Panama dan milik orang Panama. Tidak ada kemungkinan untuk membuka pembicaraan apa pun seputar kenyataan ini, yang telah menghabiskan darah, keringat, dan air mata negara ini," tambahnya.
Mulino mengatakan biaya penggunaan terusan itu tidak ditetapkan atas kemauan presiden atau administrator jalur perairan antar-samudra, namun berdasarkan 'proses publik dan terbuka' yang telah lama ditetapkan.
"Sama sekali tidak ada campur tangan atau partisipasi China dalam hal apa pun yang berkaitan dengan Terusan Panama," pungkas Mulino.
Terkait tudingan tentara China, Mulino juga membantah tuduhan itu. Ia bersumpah tidak ada militer Beijing yang mengoperasikan terusan tersebut.
"Demi Tuhan, tidak ada tentara China di terusan itu," tambahnya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini: