Abu Dhabi, CNBC Indonesia - Induk HM Sampoerna (HMSP), Philip Morris International, melangsungkan konferensi dan eksibisi produk bebas asap bertajuk Technovation yang berlangsung di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 11 Desember 2024.
Dalam konferensi tersebut hadir petinggi dari PMI, termasuk CEO Jacek Olczak, yang menekankan pentingnya transformasi teknologi menuju dunia bebas asap. Vice President International Communications and Engagement PMI Tommaso Di Giovanni juga menyampaikan pentingnya teknologi bagi keberlangsungan umat manusia secara menyeluruh.
Tomasso mencontohkan ada banyak transformasi teknologi yang terjadi secara lambat, baik karena penolakan maupun skeptisisme, namun pada akhirnya mampu merubah kehidupan umat manusia menuju kondisi lebih baik dan ideal.
Dirinya mencontohkan sabuk pengaman yang baru pertama kali diadopsi pada 1970 menjadi peraturan di negara bagian Australia, 13 tahun setelah ditemukan, dengan negara-negara maju lainnya lebih telat lagi melakukan adopsi tersebut. Saat ini penggunaan sabuk pengaman sudah menjadi hal paling umum yang wajib digunakan oleh pengemudi.
Resistensi yang sama menurut Tomasso dan Jacek ikut dirasakan oleh PMI yang coba merevolusi industri rokok dengan mengembangkan produk baru berbasis teknologi bebas asap (smoke-free) untuk mengurangi berbagai efek buruk yang muncul dari pembakaran rokok tradisional.
Tomasso secara gamblang membeberkan posisi perusahaan dalam perkembangan industri rokok saat ini:
"Jika Anda tidak merokok, jangan mulai. Jika Anda merokok, berhentilah. Jika Anda tidak berhenti, berubahlah. (If you don't smoke, don't start. If you smoke, quit. If you don't quit, change.)," terang Tomasso dalam acara Technovation 2024.
Dalam acara tersebut, PMI juga melakukan sejumlah eksibisi terkait lini bisnis smoke-free perusahaan. Mayoritas produk yang dipamerkan dalam Technovation telah tersedia di Indonesia, dengan seluruh produk utama milik PMI dapat ditemukan di pasaran.
Foto: Feri Sandria
Technovation 2024 Smoke-Free by PMI
Lebih lanjut, CEO PMI mengungkapkan dirinya berharap adopsi teknologi ini dapat segera diakses oleh 1,1 miliar perokok di seluruh dunia. Dirinya menyebut, sejumlah negara masih melarang dan membatasi pilihan dari para perokok oleh beralih dari rokok ke produk smoke-free. Meski demikian, dirinya menyebut PMI akan terus berinvestasi US$ 1,2 hingga US$ 1,5 miliar per tahun di produk bebas asap demi memberikan opsi alternatif bagi para perokok.
"Kami tahu bahwa kami memiliki produk yang dari sudut pandang ilmiah merupakan proposisi yang jauh lebih baik bagi mereka yang merokok. Jadi sains ada di pihak PMI," terang Jacek.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Melesat ke Level 7.500 Saat Rupiah Melemah, Efek Apa Nih?
Next Article Induk Usaha Sampoerna Raih Peringkat Pertama Forbes Net Zero Leaders