Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib iPhone 16 di Indonesia belum jelas. Pemerintah hingga kini masih melarang penjualan seri iPhone teranyar itu karena belum sepakat dengan Apple terkait nilai investasi untuk memperpanjang kontrak pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Di saat bersamaan, penjualan seri iPhone 16 juga kembali tak sesuai harapan, mirip dengan iPhone 15 keluaran 2023 silam.
CNBC International melaporkan Apple kehilangan pangsa pasar di China karena penurunan pengiriman iPhone, menurut analis rantai pasokan Ming Chi-Kuo dalam laporan yang dirilis Jumat (10/1) pekan lalu.
Saham Apple turun 2,4% menyusul laporan tersebut.
"Apple telah mengambil sikap yang berhati-hati ketika mendiskusikan rencana produksi iPhone 2025 dengan penyuplai-penyuplai kunci," kata Kuo yang merupakan analis di TF Securities, melalui unggahannya.
Ia menambahkan meski iPhone SE 4 yang menyasar level lebih bujet dirumorkan akan rilis pada 2025, namun pengapalan produk ponsel Apple diramalkan akan anjlok 6% secara tahun-ke-tahun di semester pertama 2025.
Kuo memprediksi pangsa pasar Apple akan terus merosot. Terlebih, dua model iPhone selanjutnya dilaporkan akan hadir dengan bodi super tipis, sehingga dikabarkan hanya mendukung eSIM. Padahal, pasar China saat ini tidak mempromosikan penggunaan eSIM.
"Dua model ini bisa menghadapi momentum yang menantang, kecuali mereka membawa desain yang dimodifikasi," kata dia, dikutip dari CNBC International, Senin (13/1/2025).
Kuo mencatat pada Desember 2024, pengiriman smartphone di China mengalami stagnansi dibandingkan setahun sebelumnya. Namun, pengapalan iPhone secara spesifik anjlok 10-12%.
Selain itu, belum ada bukti bahwa sistem kecerdasan buatan Apple Intelligence yang ditawarkan pada iPhone mendorong peningkatan hardware atau pendapatan layanan, menurut Kuo.
"Fitur itu [Apple Intelligence] belum mendorong permintaan untuk penggantian iPhone," kata Kuo, berdasarkan survei rantai pasokan yang ia jalankan.
Apple mengestimasikan total pengapalan iPhone sebanyak 220 juta unit sepanjang 2024. Sementara di 2025 sekitar 220-225 juta. Angka itu, kata Kuo, di bawah konsensus pasar yang mematok 240 juta unit atau lebih.
Apple tak segera merespons permintaan komentar dari CNBC International.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Mengenal Edge Computing, Teknologi Penopang "Smart Industry"
Next Article iPhone 16 Dihujat Orang China, Saham Apple Jeblok