Iran Bakal Ganti Ibu Kota Negara, Ini Ibu Kota Barunya

10 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Iran akan mengubah ibu kotanya dari Teheran di wilayah utara ke Makran yang berada di wilayah pesisir selatan. Menurut stasiun TV satelit berbahasa Persia Iran International, perubahan ini dilakukan dengan alasan ekonomi dan ekologi.

Teheran ditetapkan sebagai ibu kota negara oleh Āghā Moḥammad Khān, penguasa pertama dinasti Qājār di Iran, lebih dari 200 tahun yang lalu. Gagasan pemindahan ibu kota ke tempat lain pertama kali diperkenalkan di bawah kepemimpinan Presiden Mahmoud Ahmadinejad pada awal tahun 2000-an.

Gagasan ini diutarakan sekali lagi oleh Presiden Masoud Pezeshkian sebagai cara untuk menyelesaikan masalah Teheran terkait kelebihan populasi, kelangkaan air, kekurangan listrik, dan lain-lain. Meskipun gagasan ini telah dibahas sebelumnya, gagasan ini tidak pernah diupayakan karena kendala keuangan dan perdebatan politik.

"Ibu kota baru pasti akan berada di selatan, di wilayah Makran, dan masalah ini saat ini sedang digarap," kata juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani, seperti dilaporkan oleh Iran International, dikutip Kamis (9/1/2025).

"Kami tengah mencari bantuan dari akademisi, elit, dan pakar, termasuk insinyur, sosiolog, dan ekonomi," tambahnya, mencatat bahwa proyek tersebut saat ini sedang dalam tahap penjajakan.

Dengan lebih dari 9 juta penduduk, Teheran telah lama menghadapi kelebihan populasi serta polusi udara, sehingga ibu kotanya menjadi salah satu kota dengan polusi terburuk di dunia. Ibu kota negara Iran itu juga menghadapi apa yang disebut sebagai "kebangkrutan air," selain kekurangan listrik dan gas.

Ide pemindahan ibu kota ke selatan menjadi populer selama masa kepresidenan Ahmadinejad karena ibu kota saat ini sering dilanda gempa bumi. Pada pertengahan tahun 2000-an, mantan Presiden Iran Hassan Rouhani mengangkat kembali pembahasan tersebut saat ia mencatat pertumbuhan Teheran yang tidak berkelanjutan dan masalah lingkungan.

Dalam sebuah pertemuan minggu lalu, Pezeshkian mengemukakan kemungkinan untuk memindahkan ibu kota lagi. Menurutnya salah satu alasan yang membuat Iran mempertimbangkan untuk memindahkan ibu kota adalah ketidakseimbangan antara sumber daya dan pengeluaran di Teheran.

"Mengangkut bahan mentah dari selatan ke pusat, memprosesnya, dan kemudian mengembalikannya ke selatan untuk diekspor menguras daya saing kami. Kita harus menggeser pusat ekonomi dan politik negara ke selatan dan lebih dekat ke laut," tambahnya.

Menurut outlet Tehran Times, Makran terletak di provinsi Sistan dan Baluchestan. Kota ini sangat dekat dengan Teluk Oman dan karenanya memiliki berbagai peluang untuk meningkatkan kemampuan perdagangan negara itu, 

Memindahkan ibu kota Iran ke Makran sendiri akan memakan biaya besar, waktu yang lama, dan akan mengubah identitas budaya negara tersebut secara signifikan. Pezeshkian juga telah menerima kritik dari para politisi dan pihak lain terkait masalah tersebut.

Ekonomi Iran terpuruk dengan rial, mata uang negara itu, jatuh ke titik terendah dalam sejarah bulan lalu. Namun mengutip Trading Economics di Juni 2024, PDB tercatat sebesar 4,6%.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video : Iran Bantah Jadi Dalang Dalam Konflik Yaman

Next Article Israel Siap Menyerang, KBRI Teheran Warning Warga RI di Iran

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|