Jakarta, CNBC Indonesia - Menjelang pergantian tahun, dunia perbankan di seluruh dunia mengalami kekacauan. Masyarakat memadati teller bank sebab gagal menarik uang tunai dari ATM. Selain itu tak sedikit pula yang hendak protes sebab catatan tabungan tak sesuai dengan yang disimpan di bank.
Pada sisi lain, para pegawai bank juga tak bisa berbuat banyak. Mereka juga bingung berbuat apa. Mereka terancam dipecat sebab catatan kredit nasabah hilang begitu saja. Bank bisa rugi.
Sedangkan di luar sana, kekacauan tak kalah hebat. Bandara lumpuh. Pesawat tak bisa terbang membuat antrean penumpang mengular panjang. Rumah sakit juga tak bisa beroperasi. Banyak pasien kesakitan. Listrik juga tak bisa menyala. Warga harus gelap-gelapan seharian.
Mayoritas bertanya-tanya apa yang menimpa mereka saat ini?
Demikian skenario buruk yang mungkin terjadi jika beberapa sektor pelayanan publik yang mengandalkan jaringan komputer mengalami kelumpuhan. Semua kericuhan itu terjadi akibat kiamat digital buntut kegagalan komputer membaca tahun 2000.
Millenium bug
Bagi warga dunia, yang menjadikan komputer sebagai "nyawa", pergantian tahun 1999 ke 2000 dibarengi rasa was-was. Mereka bakal menjadi korban atas kiamat digital bernama Millenium Bug alias Y2K.
Dalam pewartaan New York Times, istilah ini pertama kali dimunculkan oleh Presiden AS Bill Clinton. Dua tahun sebelum ganti abad, Clinton mewanti-wanti bawahannya akan bahaya Y2K. Jika tak diatasi, pemerintah akan menghabiskan dana US$50 miliar untuk memperbaikinya.
Y2K sendiri merupakan singkatan "The Year 2000" yang sebenarnya berakar dari tindakan para teknisi komputer di tahun 1950-an. Kala itu, para teknisi secara sengaja menghemat penyimpanan demi efisiensi. Salah satu yang dikorbankan adalah penanggalan.
Seperti diceritakan dalam The Year 2000 Problem (2008), para teknisi membuat tahun di tanggal komputer hanya dua digit terakhir. Misalkan, tahun 1945 ditulis menjadi 45. Atau 17 Agustus 1945, menjadi 170845. Saat menulis tahun 2000, komputer akan mengubah menjadi 00.
Pada titik inilah masalah muncul. Ketika menulis 00, komputer mendeteksi bukan tahun 2000, melainkan 1900. Bagi awam yang tak berinteraksi dengan komputer pasti tak menyadari atas masalah ini. Namun, bagi mereka yang menjadikan komputer sebagai "nyawa" maka skenario buruk yang di atas berpotensi benar-benar terjadi.
Foto: Tahun Baru di New York (AP Photo/Frank Franklin II)
Tabungan di bank bisa hilang dan orang tak bisa menarik uang di ATM. Ini terjadi karena komputer bank akan mengira tabungan dan kartu ATM pemilik sudah kadaluwarsa. Sebab, di kartu ATM tertera tahun 010100 yang diinterpretasikan komputer sebagai 1 Januari 1900, bukan 1 Januari 2000. Alias mundur 100 tahun.
Tentu di tahun 1900 tak ada catatan tabungan, sehingga komputer bakal otomatis menghapus kegiatan perbankan nasabah. Begitu juga kegiatan di bursa efek.
Saat membaca tahun 00, komputer bursa mengira hari esok adalah 1 Januari 1900, bukan 1 Januari 2000. Alhasil, komputer malah memunculkan harga saham tahun 1900. Jika ini terjadi, perdagangan saham praktis akan kacau.
Indonesia dilanda ketakutan
Di Indonesia, ketakutan ini juga sangat terasa. Dalam laporan Tempo (2 Januari 2000), persoalan Y2K membuat Menteri Perhubungan Agum Gumelar membentuk tim khusus bernama Masalah Komputer Tahun 2000 (MKT 2000).
Jauh sebelum ganti tahun, Agum menyebut akan ada 6 sektor pelayanan publik yang terdampak Y2K, antara lain perbankan, komunikasi, listrik, lampu lalu lintas, sinyal kereta api, dan pasokan BBM dari Pertamina.
Wisatawan berjalan melewati monitor yang menampilkan layar kesalahan berwarna biru, juga dikenal sebagai "Layar Biru Kematian" di dalam Terminal C di Bandara Internasional Newark, New Jersey, AS, 19 Juli 2024. (REUTERS/Bing Guan)
Akibat hal ini, Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengeluarkan tindakan tak biasa. Mereka terpaksa tidak beroperasi selama puncak pergantian tahun. BEJ memilih memundurkan perdagangan bursa hingga 3 Januari 2000. Tak hanya itu, BCA tercatat sudah merogoh kocek hingga US$ 1 juta demi menyiapkan rencana darurat menghadapi situasi kiamat digital.
Bank Indonesia juga sudah menyiapkan rencana cadangan andai 167 bank di tanah air hancur lebur karena millennium bug. Berbagai media massa juga berulangkali mengeluarkan tips-tips menghadapi pergantian tahun yang tak pernah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya.
Lantas, ketika dunia mencapai hari pergantian tahun, apakah millennium bug benar terjadi?
Ternyata, dunia aman-aman saja setelah 31 Desember 1999. Pada 1 Januari 2000, orang masih bisa menarik uang dari ATM. Lampu lalu lintas masih menyala. Operasional bandara berjalan seperti biasa.
Pada akhirnya, dunia menganggap millennium bug sebagai hoaks yang pernah membuat orang ketar-ketir. Bisa dikatakan, perkara ini hanya ketakutan orang saja atas situasi digital setelah tahun 2000.
(mfa/mfa)
Saksikan video di bawah ini: