Jakarta, CNBC Indonesia - Keadaan ekonomi Jepang, dari Yen yang melemah dan kemiskinan meningkat ternyata merubah Tokyo secara drastis. Tokyo kini disebut sebagai ibu kota seks Asia.
Sekarang banyak lelaki asing mencari 'wisata seks' ke Tokyo. Keadaan ini berbanding terbalik saat ekonomi Jepang dalam keadaan terbaiknya, lelaki negara itu akan pergi mencari wisata serupa ke negara-negara miskin.
Fenomena tersebut juga diakui oleh sekretaris jenderal Dewan Penghubung Pelindung Pemuda (Seiboren), Yoshide Tanaka. Dia menyebut Jepang telah menjadi negara miskin.
Sebuah taman dekat kantor Seiboren diketahui sebagai tempat perdagangan seks. Organisasi tersebut mencatat adanya peningkatan orang asing yang berkunjung ke sana setelah pembatasan perjalanan akibat pandemi Covid-19 resmi dicabut.
"Namun kini kami melihat lebih banyak lelaki asing. Mereka datang dari banyak negara. Mereka berkulit putih, Asia, hitam, tetapi mayoritas adalah orang China," jelasnya dikutip This Week in Asia South China Morning Post, Sabtu (28/12/2024).
Tidak ada seseorang yang bertugas sebagai germo. Namun orang-orang yang berkunjung akan mencari seks berbayar pada mereka yang mau melakukannya.
Sekitar 30 wanita menunggu panggilan pada pukul 8 malam. Transaksi tawar menawar juga terlihat di taman itu untuk mendapatkan harga yang diinginkan.
Beberapa turis asing juga terlihat datang berkelompok. Mereka akan ditemani seorang penerjemah untuk membantu bernegosiasi.
Ada beberapa orang terlihat membawa kamera untuk mengambil gambar para gadis secara diam-diam. Sejumlah orang lain menyiarkan kegiatan di dalam taman langsung di media sosial.
Nampaknya banyak orang yang tertarik dengan aktivitas di taman Okubo itu. Tercatat satu video yang diunggah di media sosial X tahun lalu mengumpulkan 12 ribu likes.
Sejumlah gadis yang menjajakan dirinya disebut lebih memilih warga negara asing. Sebab takut pelanggan dari Jepang merupakan polisi yang menyamar.
Kazuna Kanajiri, perwakilan Paps, lembaga nirlaba yang menawarkan dukungan bagi korban kekerasan seksual menjelaskan taman Okubo jadi tempat 'wisata seks' untuk pengunjung asing. Para wanita yang berjalan-jalan di sana akan didekati untuk melakukan aktivitas seksual.
"Namun belum ada tindakan efektif untuk mengatasi situasi ini," ujar Kanajiri.
Fakta ini juga diketahui oleh para anggota parlemen. Mereka mengatakan takut reputasi Jepang akan rusak karena ada layanan seksual di taman Okubo.
"Kenyataannya adalah Jepang telah menjadi negara tempat pria asing dapat memperoleh wanita muda dan pada dasarnya membeli layanan seksual," kata Kazunori Yamanoi dari Partai Demokrat Konstitusional Jepang, partai oposisi utama negara itu. Ia telah lama mengadvokasi undang-undang yang mengatur industri pekerja seks.
Sementara itu pihak kepolisian berupaya untuk menertibkan kawasan itu. Setidaknya 140 wanita sudah ditangkap karena dugaan melakukan prostitusi jalanan tahun lalu.
Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo mencatat 43% yang ditangkap merupakan wanita yang dijajakan oleh klub dewasa. Beberapa pekerja disebut memiliki kuota yang perlu dipenuhi untuk membayar kembali utang klub.
Dilaporkan satu sesi rata-rata dihargai 20 ribu yen atau sekitar Rp 2 juta. Harga tersebut bisa turun menjadi 15 ribu atau Rp 1,5 juta saat bisnis tengah lesu.
Para wanita yang ada dalam prostitusi jalanan menghadapi banyak risiko bahaya. Mulai dari kekerasan fisik, pemerasan dan penyakit seksual yang menular.
Miya, nama samaran, menceritakan pelanggan yang ditemui seringkali kasar. Bahkan ada temannya yang dipukuli oleh pelanggan asing dan dituntut mengembalikan setengah uangnya karena tidak mencapai orgasme.
Saat mencoba membantu temannya dan lari dari pria itu, Miya ditendang dan temannya diancam untuk mengembalikan uangnya untuk menghentikan perilaku itu. Temannya mengembalikan uang pria tersebut dan mereka tidak melakukan tuntutan pidana karena merasa tidak akan mendapatkan keadilan.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tahun Depan, Ibu Kota Jepang Terapkan 4 Hari Kerja Seminggu
Next Article Video: Ishikawa Jepang Diterjang Banjir Besar, 6 Orang Tewas