Jerman Makin Ngeri: Alami Resesi Ekonomi Panjang-2 Tahun Kontraksi

3 months ago 36

Jakarta, CNBC Indonesia - Ekonomi Jerman yang sedang berjuang, kembali menyusut untuk tahun kedua berturut-turut pada tahun 2024. Ini menjadi resesi terlama bagi ekonomi terbesar Eropa itu, dalam lebih dari dua dekade.

Produk domestik bruto (PDB) Jerman menurun sebesar 0,2% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut data awal yang dirilis pada hari Rabu oleh Kantor Statistik Federal, Destatis. Ekonomi negara itu juga mengalami kontraksi sebesar 0,3% pada tahun 2023.

Jerman telah menghadapi serangkaian kesulitan ekonomi, termasuk krisis pembangunan rumah yang sudah berlangsung lama dan tekanan pada industri otomotifnya. Sektor manufaktur dan konstruksi sama-sama terpuruk pada tahun 2024, sementara sektor jasa mencatat pertumbuhan selama periode tersebut.

"Tekanan siklus dan struktural menghambat pembangunan ekonomi yang lebih kuat," kata Presiden Destatis, Ruth Brand, dikutip CNBC International, Jumat (17/1/2025).

"Ini termasuk meningkatnya persaingan untuk industri ekspor Jerman di pasar penjualan utama, biaya energi yang tinggi, tingkat suku bunga yang tetap tinggi, dan prospek ekonomi yang tidak pasti," tambahnya.

Sementara itu secara kuartalan dalam pembacaan awal, ekonomi Jerman turun sebesar 0,1% dalam tiga bulan terakhir dari Oktober hingga akhir Desember 2024. Namun, pembacaan pertama reguler PDB Jerman untuk kuartal keempat akan dirilis akhir bulan ini.

Menurut Kepala Ekonom Jerman Deutsche Bank, Robin Winkler, kontraksi PDB tahunan Jerman seharusnya tidak mengejutkan siapa pun. "Itu berarti ekonomi Jerman kehilangan momentum lagi di awal musim dingin di mana ketidakpastian politik saat ini di Berlin dan Washington kemungkinan merupakan faktor penting," katanya.

Lembaga ekonomi Jerman Ifo memperingatkan bahwa kecuali reformasi kebijakan ekonomi diperkenalkan, ekonomi Jerman akan berjuang untuk "bebas dari stagnasi" pada tahun 2025. Lembaga tersebut sendiri mengharapkan "pertumbuhan yang nyata" sebesar 0,4% selama periode dalam skenario ini

"Jika tidak ada tindakan pencegahan yang diambil, para peneliti ifo khawatir bahwa perusahaan manufaktur akan terus merelokasi produksi dan investasi ke luar negeri," kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan.

"Pertumbuhan produktivitas juga akan tetap lemah, karena nilai tambah dan lapangan kerja di industri yang sangat produktif akan digantikan oleh nilai tambah di sektor jasa dengan pertumbuhan produktivitas yang rendah," ujarnya.

"Jika kebijakan yang tepat diterapkan, berinvestasi dan bekerja di Jerman bisa menjadi pilihan yang lebih layak lagi, dan perekonomian bisa tumbuh hingga 1%," imbuh Ifo.

Mengutip Sky News, Jerman menghadapi resesi selama tiga tahun berturut-turut. Angka-angka telah mengonfirmasi bahwa periode stagnasi ekonomi terpanjang di negara itu sejak Perang Dunia Kedua (PD 2) belum berakhir, dengan berbagai tantangan yang dihadapi siapa pun yang memenangkan pemilihan umum, bulan depan.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonomi Jerman Merosot, Kontraksi 2 Tahun Berturut-Turut

Next Article Video: Jerman Kacau Balau, Krisis Ekonomi Menggila-Pemerintahan Kolaps

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|