Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam aksi yang disebut "tidak manusiawi" oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Rusia meluncurkan serangan besar-besaran terhadap sistem energi dan sejumlah kota di Ukraina hari Natal, Rabu (25/12/2024). Serangan tersebut menggunakan rudal jelajah, rudal balistik, dan drone, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai enam lainnya.
Di kota timur laut Kharkiv, gubernur setempat melaporkan enam orang terluka, sementara satu korban jiwa dilaporkan di wilayah Dnipropetrovsk.
"Hari ini, Presiden Rusia Vladimir Putin sengaja memilih Hari Natal untuk menyerang. Apa yang bisa lebih tidak manusiawi? Lebih dari 70 rudal, termasuk rudal balistik, dan lebih dari seratus drone menyerang," ujar Zelensky dalam pernyataannya, dilansir Reuters.
Serangan tersebut mengakibatkan setengah juta penduduk di wilayah Kharkiv kehilangan akses pemanas di tengah suhu dingin hanya beberapa derajat di atas nol. Pemadaman listrik juga dilaporkan terjadi di ibu kota Kyiv dan beberapa wilayah lainnya.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengutuk serangan ini sebagai tindakan "sangat keji" dan mengatakan bahwa tujuan dari serangan tersebut adalah "memutus akses rakyat Ukraina terhadap pemanas dan listrik selama musim dingin serta membahayakan keselamatan jaringan listriknya."
Biden pun mengumumkan bahwa Departemen Pertahanan AS telah diminta untuk mempercepat pengiriman bantuan militer baru ke Ukraina.
Adapun AS telah memberikan komitmen bantuan senilai US$175 miliar untuk Ukraina. Namun, kelanjutan bantuan ini dipertanyakan mengingat pergantian presiden bulan depan, di mana Donald Trump, yang telah menyatakan keinginan untuk segera mengakhiri perang, akan kembali menjabat.
Di Moldova, negara tetangga Ukraina, Presiden pro-Eropa Maia Sandu melaporkan bahwa salah satu rudal Rusia melintasi wilayah udaranya selama serangan.
"Saat negara kami merayakan Natal, Kremlin memilih jalan kehancuran dengan meluncurkan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina dan melanggar wilayah udara Moldova," tulis Sandu di media sosial.
Moldova sebelumnya telah beberapa kali menemukan fragmen drone dan rudal Rusia yang mendarat di wilayahnya selama perang.
Serangan ke Infrastruktur Energi
Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa mereka melancarkan "serangan besar-besaran" terhadap apa yang mereka sebut fasilitas energi penting yang mendukung kompleks militer-industrial Ukraina.
"Tujuan serangan telah tercapai. Semua fasilitas telah berhasil dihantam," klaim pernyataan tersebut.
Namun, militer Ukraina melaporkan bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil menjatuhkan 59 rudal Rusia dan 54 drone dalam serangan tersebut. Menteri Energi Ukraina, German Galushchenko, mengatakan bahwa pembatasan pasokan listrik diterapkan di berbagai wilayah akibat serangan ini.
Perusahaan energi swasta terbesar Ukraina, DTEK, melaporkan bahwa fasilitas pembangkitnya diserang, menyebabkan kerusakan serius pada peralatan listrik.
"Kami mengimbau setiap sekutu Ukraina untuk menghentikan terorisme yang didukung negara ini dengan memberikan amunisi pertahanan udara yang diperlukan bagi angkatan bersenjata kami untuk melindungi infrastruktur energi penting," ujar CEO DTEK, Maxim Timchenko.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Putin 'Menggila' Gempur Ukraina, Rebut Wilayah Donetsk
Next Article Putin Menang Lagi, Rusia Kuasai 2 Wilayah Baru di Ukraina