Kiamat Driver Online Makin Dekat ke RI, Ini Bukti Terbaru

1 day ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Layanan robotaxi atau taksi tanpa driver makin masif di China. Salah satunya adalah Pony.ai Inc, perusahaan yang berbasis di Guangzhou, yang baru saja meluncurkan layanan robotaxi di Hong Kong.

Mereka bergabung dengan Baidu dalam perlombaan yang ketat untuk menyediakan layanan robotaxi di kota tersebut, seiring dengan upaya perusahaan penggerak otonom itu untuk memperluas operasinya secara global.

Pony.ai yang terdaftar di Nasdaq berencana untuk menyediakan layanan perjalanan robotaxi untuk staf bandara di dalam Bandara Internasional Hong Kong sebelum berekspansi ke daerah perkotaan lainnya di kota tersebut. Namun, mereka tidak memberikan rincian waktu kapan peluncurannya.

Raksasa kecerdasan buatan asal China, Baidu, juga mengincar peluncuran layanan taksi tanpa sopir di kota tersebut setelah pemerintah Hong Kong menyetujui permohonannya untuk melakukan uji coba di Lantau Utara pada November, demikian dikutip dari Reuters, Selasa (7/1/2024).

Pony.ai sendiri telah mendapatkan lisensi layanan robotaxi di Beijing, Shanghai, Guangzhou dan Shenzhen.

Perusahaan mengatakan bahwa perusahaan juga menjajaki penyebaran bisnis mengemudi otonom di Korea Selatan, Luksemburg, Timur Tengah, dan negara-negara lain.

Kendaraan tanpa sopir di negara tetangga RI

Sebelumnya, sejumlah kendaraan tanpa sopir mulai terlihat lalu-lalang di jalanan Singapura. Salah satunya minibus yang dikeluarkan perusahaan asal China bernama WeRide.

Kendaraan tersebut melaju 1,2 kilometer selama 12 menit dengan empat pemberhentian. Masih ada seseorang yang disebut sebagai pengemudi keselamatan di bagian depan kendaraan.

Pengemudi keselamatan itu diwajibkan dalam aturan Singapura. Dia bertugas mengamati umpan dari radar kendaraan, lidar, dan beberapa kamera pada empat layar yang tersedia.

Catatan Rest of World, uji coba kendaraan tanpa sopir mulai dilakukan di Singapura sejak 2015. Namun belakangan ini laju penggunaannya telah meningkat signifikan.

Selain itu, kendaraan otonom pengangkut barang FairPrice, jaringan supermarket terbesar di Singapura, juga telah beroperasi.

Bandara Changi telah menguji coba bus otonom pengangkut pekerja selama dua tahun dan mobil tanpa sopir juga telah digunakan untuk mengirimkan pakan di peternakan burung.

Mobil-mobil otonom itu tetap memerlukan tenaga manusia. Meskipun pengawasannya jauh lebih minimal.

Sebastian Yee selaku direktur pengembangan bisnis WeRide Singapura menjelaskan negara itu mudah menerima teknologi tanpa pengemudi. Sebab ada tujuan produktivitas yang jauh lebih besar untuk penggunaannya.

"Teknologi ini meningkat dan berevolusi dengan luas biasa," jelasnya.

"Sekarang orang lebih terbuka dengan kendaraan otonom dan biaya penerapan lebih rendah. Saya pikir ini waktu dan tempat yang tepat," ia menjelaskan.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Perusahaan Spin Off Huawei, Honor Siap Rilis Ponsel Baru di RI

Next Article Kiamat Driver Online China Makin Ganas Menular ke Amerika

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|