Kulit Astronaut Merah dan Sering Radang, Alasannya Tak Kasat Mata

19 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Kondisi Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) disebut mengancam kesehatan astronaut di orbit. Sebuah penelitian menyarankan habitat manusia di antariksa didesain lebih kotor agar astronaut bisa lebih sehat.

Selama ini, ISS dipelihara dengan "super-bersih" lewat protokol sterilisasi yang ketat. Astronaut, peralatan, dan modul yang akan dikirim ke orbit bahkan harus diisolasi sebelum peluncuran di ruang yang sangat bersih"

Sebuah penelitian dari University of California menyatakan agar kebijakan disinfektasi ekstrem yang selama ini diambil di luar angkasa memberikan lebih banyak dampak negatif dibanding positif.

Astronaut ISS seringkali malah mengalami disfungsi sistem imun, ruam kulit, dan kondisi radang atau pembengkakan lainnya saat di luar angkasa.

Selama ini, segala jenis gejala ini disebut merupakan dampak dari gravitasi mikro di luar atmosfer Bumi. Peneliti dari University of California menduga alasan sebenarnya adalah para astronaut di luar angkasa tidak terpapar dengan mikroba "baik."

Dalam penelitian, para astronaut di ISS diminta untuk mengambil sampel dari 803 permukaan di ISS dengan metode swab. Spesimen bakteri kemudian dikirim ke Bumi untuk diteliti.

Dibandingkan dengan sampel di Bumi, permukaan di dalam ISS mengandung mikroba yang jauh lebih sedikit, terutama mikroba yang biasa ditemukan di tanah dan air.

Peneliti kemudian menyimpulkan bahwa sebaiknya jumlah mikroba di ISS ditingkatkan demi kesehatan astronaut. Tentunya, sambil menjaga lingkungan tetap higienis.

"Ada perbedaan yang besar antara paparan sehat ke tanah, misalnya lewat berkebun, dengan hidup kotor. Ini yang terjadi jika kita ada di lingkungan yang tertutup tanpa masuknya mikroba sehat dari luar," kata Rob Knight dari Centre for Microbiome Innovation di University of California.

Kini, banyak ahli kesehatan dan ilmuwan berpendapat bahwa kebersihan era modern berdampak buruk ke sistem imun, termasuk meningkatkan potensi alergi.

Namun, perjalanan luar angkasa tetap didesain untuk sebersih mungkin. Mereka takut wabah penyakit terbawa ke ISS yang tidak dilengkapi oleh petugas medis untuk merawat astronaut yang sakit.

Rodolfo Salido dari UC San Diego menyarankan desain yang lebih "ramah kotoran" digunakan untuk habitat baru yang akan dibangun menggantikan ISS, seperti Lunar Gateway atau tempat tinggal astronaut di Bulan dalam misi Artemis. ISS akan dipensiunkan dalam beberapa tahun ke depan.

With Nasa's Artemis programme, astronauts will also be returning to the Moon to live on the lunar surface for extended periods.

"Jika kita ingin hidup di luar Bumi, kita tak bisa hanya mengambil satu ranting kecil dari pohon kehidupan ke sana," kata Salido. "Lingkungan buatan, termasuk stasiun luar angkasa, bisa mengambil manfaat dari mikroba tertentu untuk meniru lingkungan di Bumi daripada tergantung kepada ruang yang terlalu bersih."


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Duh, Kasus Cerai Karena Judi Online Kian Meresahkan

Next Article Peneliti Usul Astronaut Makan Batu dalam Perjalanan ke Mars

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|