Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan mengancam para pejabat yang tidak pro pada produk dalam negeri. Di depan pengusaha alat kesehatan dalam negeri pada Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) di Jakarta, Luhut bahkan menyebut bakal menghajar ramai-ramai pejabat tersebut.
"Kalau ada masalah pada bapak-ibu sekalian mengenai produk dalam negeri ini, nanti hubungin saya aja, bisa nanti diatur, pokoknya kita wajib hukumnya sebanyak mungkin menggunakan dalam negeri. Jadi Pak Ketua anda jangan ragu-ragu pokoknya kalau ada pejabat-pejabat itu gak pro dalam negeri nanti kita rame-rame hajar aja itu," kata Luhut yang ditanggapi meriah oleh para pengusaha alkes di Jakarta, Rabu (15/1/2025).
Gertakannya tersebut agar industri alkes dalam negeri bisa lebih berkembang. Namun jika ada pihak internal yang diam-diam justru tidak pro dalam negeri maka harus dilawan.
"Jadi saya mohon tolong dimainkan, kalau ada masalah beri tahu, kita lawan ramai-ramai yang nggak pro buatan dalam negeri, tapi buatan dalam negeri harus efisien standar internasional," ujar Luhut.
Foto: Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dalam Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) di Jakarta, Rabu (15/1/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan dalam Musyawarah Nasional (Munas) Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI) di Jakarta, Rabu (15/1/2024). (CNBC Indonesia/Ferry Sandi)
Artinya produk Produk alkes dalam negeri juga harus memenuhi standar agar tetap bisa digunakan dengan baik oleh pasien maupun rumah sakit.
"Dulu waktu Covid nanya gampang, barang lokal konten yang produk dalam negeri, oh (ada yang) bilang kurang bagus, kita kirim RS, kalau ngga ada komplain berarti bagus, kan dipake juga, bisa," sebut Luhut.
Selain di dalam negeri, produk alkes Indonesia juga perlahan sudah mulai diekspor ke luar negeri. Data ASPAKI, produk kasur Indonesia sudah diekspor ke 140 negara termasuk Afrika. Sehingga tidak ada alasan bagi pejabat tidak pro terhadap produk dalam negeri.
"Kalian harus buat yang bisa ekspor juga, market sekarang masuk break, market kita lebih luas, Afrika sangat senang, mereka melihat Indonesia teknologi ngga terlalu tinggi tapi masih pas dengan mereka, dan mereka mulai banyak uang," ujar Luhut.
(fys/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video : Luhut Sebut Kebijakan RI Kurang Tepat Sasaran
Next Article Luhut Mengenang Faisal Basri: Kita Berbeda, Tapi Kita Tetap Teman