Para siswa menikmati program Makan Bergizi Gratis (MBG) saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SDN 158 Babakan Sari, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (14/7/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M Tito Karnavian menegaskan, pemerintah daerah (pemda) harus menjadi garda terdepan dalam penanganan awal kasus Makan Bergizi Gratis (MBG). Untuk itu, Tito mengingatkan pemda untuk memperkuat koordinasi dengan Satgas MBG di daerah agar mitigasi berjalan cepat dan tepat.
"Kalau ada insiden, yang pertama pasti Pemda. Mereka punya rumah sakit, ambulans, tenaga kesehatan, hingga sistem darurat. Jadi, respons awal harus dilakukan otoritas daerah," kata Tito di Jakarta, Jumat (26/9).
Kebijakan itu sebagai langkah taktis, cepat, dan tepat yang memang dibutuhkan di tengah kebingungan banyak pihak menghadapi krisis MBG. Dosen Administrasi Bisnis Universitas Nusa Cendana, Ricky Ekaputra Foeh menilai, arahan Mendagri Tito menjadi penegasan penting pemda tidak bisa pasif, melainkan harus sigap dan proaktif.
Ricky menyebut, sudah saatnya ada desentralisasi kewenangan dari pusat ke daerah. Pemda perlu diberi otoritas langsung untuk mengawasi dapur penyedia MBG, menugaskan ahli gizi, serta memantau distribusi hingga konsumsi di sekolah.
Model itu bisa meniru pola saat penanganan Covid-19, ketika pemda diberi ruang luas untuk menggerakkan puskesmas, posyandu, dan satgas lokal. Hasilnya, kata Ricky, respons menjadi lebih cepat, kontekstual, dan sesuai kondisi daerah.
"BGN tetap pegang standar nasional, tapi eksekusi lapangan dilakukan pemda. Co-governance seperti ini lebih efektif, karena masalah gizi dan kesehatan publik tidak bisa hanya dikendalikan dari pusat," jelas Ricky.