Negara Eropa Akui Palestina, Begini Suara dari Gaza

1 hour ago 1

Oleh Muhammad Rabah dari Jalur Gaza, Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Di tengah puing-puing perang di Gaza dan suara tembakan Israel, pengakuan dunia internasional terhadap negara Palestina tampaknya jauh dari kekhawatiran sehari-hari warga. Bagi para pengungsi, prioritasnya tetap pada penghentian perang, tidak lebih.

Ibu Munawwar Al-Ra'i, seorang pengungsi dari Jalur Gaza utara, mengatakan warga Gaza sudah juga mendengar tentang pengakuan negara-negara Eropa, utamanya Inggris dan Prancis. “Sebagai pengungsi di kamp-kamp pengungsian, saya katakan bahwa merupakan hal yang baik bagi dunia untuk mengakui kami, namun saya berharap keputusan ini akan menjadi alasan untuk menghentikan perang," kata dia.

Dia berkata, berharap negara-negara lain akan mengakui Negara Palestina dan rakyat Palestina. Dengan begitu, ia berharap anak-anak dan orang tua mereka akan hidup dengan aman. “Kami sangat lelah," ujarnya

Al-Ra'i mengingatkan bahwa warga Gaza sedang menjalani perang pemusnahan yang dilakukan Israel. “Banyak orang terbunuh dan anak-anak sekarat di tenda mereka. Selain itu, mereka hidup dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit. “Kami berharap keputusan ini akan menjadi awal dari akhir perang ini."

Komentara Munawwar Rai, warga Kota Gaza, tentang tindakan negara-negara Eropa mengakui Negara Palestina.

Sedangkan Issam al-Khatib, seorang pengungsi dari Kota Gaza, lebih skeptis terhadap pengakuan negara-negara Barat. “Mengenai pengakuan negara asing terhadap Negara Palestina, saya tidak melihat adanya perubahan dalam situasi kami di Gaza. Saya dan anak-anak saya masih berada di jalan setelah melarikan diri dari pemboman Israel,” ujarnya yang tinggal di tenda pengungsian.

Dia mengingatkan, selama ini Israel tidak menghormati resolusi internasional apa pun dan tidak menghormati negara mana pun, baik Arab, asing, atau bahkan Amerika Serikat. Sebab itu, ia tak banyak berharap bahwa resolusi ini bakal mengakhiri derita warga Gaza. 

“Kami tidak ingin mendengar pernyataan; kami ingin melihat tindakan nyata untuk menghentikan perang. Lihatlah anak-anak saya, ini adalah anak-anak yang terluka. Israel membunuh ibu mereka, dan kami sekarang berada di jalan, tidak dapat menemukan tempat untuk berlindung.” 

Komentara Issam al-Khatib, pengungsi dari Kota Gaza, tentang tindakan negara-negara Eropa mengakui Negara Palestina.

Ia berharap ada resolusi yang akan mengubah kenyataan hidupnya saat ini. “Sehingga anak-anak kami dapat menjalani kehidupan yang bermartabat, dan resolusi ini akan menjadi kepentingan rakyat Palestina.”

Nour Dardouna, dari Jalur Gaza utara, mengatakan, pengakuan negara-negara Eropa terhadap negara Palestina menegaskan hak mereka. Ia berharap semua negara di dunia akan mendukung rakyat Palestina.

“Saya berharap keputusan ini akan mengakhiri perang, pemboman, dan pembunuhan anak-anak yang tidak bersalah. Ada ribuan warga sipil yang dibunuh tanpa rasa bersalah. Ini adalah perang yang keras dan sulit, dan kami tidak dapat lagi menanggungnya.” 

Ia menyerukan kepada negara-negara Arab dan negara-negara asing untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan perang ini dan melakukan segala yang mereka bisa untuk memastikan bahwa rakyat Palestina menjalani kehidupan yang bermartabat.

Warga lainnya Ahmed Hassanein berkata pengakuan negara-negara Eropa terhadap negara Palestina adalah sebuah keuntungan politik, dan ini merupakan langkah ke arah yang benar. “Saya berharap seluruh komunitas internasional akan mengakui negara Palestina."

Komentara Ahmed Hassanein, warga Kota Gaza, tentang tindakan negara-negara Eropa mengakui Negara Palestina.

Ia berharap keputusan ini akan mengakhiri genosida yang sedang menimpa mereka. “Kami adalah bangsa yang tertindas, dan merupakan hak kami untuk membela diri. Mereka harus menghentikan pembantaian massal di Gaza,” ujarnya.

Ia mengatakan, berharap dapat hidup damai setelah semua kehancuran dan pembunuhan di Gaza, dan menjalani kehidupan yang bermartabat. “Kami berharap semua negara Arab dan Islam akan mendukung kami sehingga kami dapat menjalani kehidupan yang lebih baik."

Sejauh ini, gelombang pengakuan dari berbagai negara belum berujung penghentian agresi Israel di Jalur Gaza. Israel terus menerus melakukan serangan genosidanya yang menewaskan dan melukai ribuan orang.  Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, jumlah korban jiwa akibat agresi Israel telah meningkat menjadi 65.419 orang syahid dan 167.160 orang luka-luka sejak 7 Oktober 2023.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|