Jakarta, CNBC Indonesia — Nissan akan menjadi korban pemangkasan besar-besaran dari pemotongan biaya sebagai imbas dari peleburan dengan Honda. Hal itu dikatakan mantan CEO Nissan Carlos Ghosn kepada CNBC International.
"Saya pikir, tanpa diragukan lagi, Honda akan berada di kursi pengemudi, yang sangat menyedihkan untuk dilihat setelah memimpin Nissan selama 19 tahun [dan] membawa Nissan ke garis depan industri, untuk melihat bahwa mereka akan menjadi korban pembantaian, karena ada duplikasi total antara Nissan dan Honda," katanya kepada "Squawk Box Europe" CNBC, dikutip Rabu (25/12/2024).
Ghosn, yang pernah memimpin tiga produsen mobil sebagai bagian dari aliansi Nissan-Renault-Mitsubishi, telah tinggal di Lebanon setelah ditangkap di Jepang pada bulan November 2018 dan melarikan diri dari persidangan atas tuduhan kejahatan keuangan. Dia membantah melakukan pelanggaran.
"Praktis tidak ada saling melengkapi di sini, yang berarti, jika mereka ingin bersinergi, hal itu akan dilakukan melalui pengurangan biaya, duplikasi rencana, duplikasi teknologi, dan kita tahu persis siapa yang akan menanggung akibatnya. Mitra yang paling kecil adalah Nissan," kata Ghosn.
Menurutnya, Nissan memiliki sisi komplementer yang lebih besar dengan pemegang sahamnya, Renault dari Prancis. Ia merujuk pada kemitraan jangka panjang yang sebagian besar telah berakhir.
Adapun spekulasi tentang potensi penggabungan Honda dan Nissan dimulai awal bulan ini, dan kedua perusahaan mengonfirmasi dimulainya pembicaraan resmi mengenai integrasi bisnis selama konferensi pers pada hari Senin.
Berdasarkan proposal saat ini, perusahaan induk akan bertindak sebagai induk dari kedua perusahaan dan akan terdaftar di Bursa Efek Tokyo, dengan Honda, yang memiliki kapitalisasi pasar sekitar empat kali lipat dari Nissan. Mitra strategis Nissan, Mitsubishi, juga terlibat dalam pembicaraan mengenai bergabung dengan grup tersebut.
Jika digabung, penjualan Nissan-Honda senilai US$54 miliar dan akan melampaui Hyundai dari Korea Selatan untuk menjadi produsen mobil terbesar ketiga di dunia, di belakang Toyota dan Volkswagen.
Grup yang terintegrasi tersebut juga akan menjadi tonggak penting dalam konsolidasi industri otomotif, yang telah lama diharapkan di Jepang dan di seluruh dunia karena bisnis yang tengah berjuang untuk menanggung biaya pengembangan kendaraan listrik dan teknologi pengemudian otonom.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video : Sah! Honda dan Nissan Mulai Jajaki Kerja Sama
Next Article Video : Honda-Nissan Mau Merger, Tantang Mobil China?