Jakarta, CNBC Indonesia - Persaingan memperebutkan investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) akan semakin ketat bagi Indonesia. Pasalnya, negara tetangga Indonesia tengah bersemangat membangun kawasan ekonomi khusus (KEK).
Penasihat Khusus Presiden Prabowo Subianto di bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro mengakui hal ini. Saat ini, Indonesia menghadapi persaingan yang makin berat dalam berebut aliran investasi asing.
Menurutnya, jika investor menghadapi kesulitan dalam proses penanaman modal di RI, jelasnya, mereka dengan mudah mencari lokasi alternatif di Vietnam atau Malaysia.
"Ketika mengalami hambatan pas mau masuk Indonesia dan lihat negara tetangga, mereka dengan mudah bisa pindah ke Malaysia dan Vietnam," katanya dalam Mindialogue, Jumat (10/1/2025).
Bambang mencontohkan, RI jauh tertinggal dibanding Malaysia dalam menarik investasi di bidang data center.
"Indonesia punya aspirasi menggaet lebih banyak FDI masuk ke data center, ternyata kita ketinggalan jauh. Kita enggak usah bandingkan dengan Singapura. Johor dibandingkan dengan kita, ketinggalan jauh," katanya.
Hal ini tentunya menjadi kabar buruk bagi Indonesia yang ingin menggaet FDI dan mengembangkan pertumbuhan industri di Tanah Air.
Sebagai catatan, Singapura dan Malaysia resmi menandatangani perjanjian pembentukan Zona Ekonomi Khusus Johor-Singapura (JS-SEZ) pada pertemuan puncak pemimpin kedua negara ke-11 atau Leaders' Retreat di Putrajaya, Malaysia, Selasa (7/1/2025)
Penandatanganan ini dilakukan langsung oleh Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Dikutip dari Strait Times, JS-SEZ bertujuan menciptakan lapangan kerja dan memperluas peluang ekonomi bagi masyarakat kedua negara.
Laporan Nomura yang disusun Research Analyst Tushar Mohata mengungkapkan KEK ini dapat menjadi pilihan yang layak bagi perusahaan yang mempertimbangkan perluasan geografis/pengurangan risiko sebagai alternatif bagi negara-negara ASEAN lainnya seperti Vietnam dan Indonesia.
"Ini menggabungkan status Singapura sebagai pusat keuangan global dengan infrastruktur Johor/Malaysia, keunggulan biaya tenaga kerja dan sumber daya alam, dan di samping kebijakan yang selaras dan transfer tenaga kerja/barang yang bebas hambatan (misalnya Johor Singapore RTS Link yang sedang dibangun, dan Johor ART/LRT dalam tahap konsep), kami percaya ini akan menarik investor," ungkap laporan tersebut.
KEK Johor-Singapura ini memiliki letak berdekatan dengan KEK Indonesia yaitu KEK Batam dan KEK Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
Kementerian Digital Malaysia pun mengklaim hingga saat ini, Johor telah terbukti menjadi lokasi yang menarik bagi para raksasa teknologi.
"Dengan lebih dari 50 pusat data di negara bagian ini, Johor telah berubah menjadi salah satu pusat data terbesar di Malaysia," tulis Kementerian Digital Malaysia dalam situs resminya.
Pada tahun 2030, JS-SEZ diproyeksikan akan memberikan kontribusi sebesar 117,1 miliar ringgit per tahun bagi perekonomian Malaysia dan menciptakan 20.000 lapangan kerja terampil melalui 100 proyek berdampak tinggi.
KEK Johor-Singapura ini menawarkan berbagai insentif guna menarik perusahaan teknologi seperti provider data center, artificial intelligence (AI), perusahaan energi terbarukan untuk masuk. Dikutip dari situs Asean Briefing, Malaysia menawarkan sejumlah insentif pajak berikut ini:
- Tarif pajak perusahaan khusus: Perusahaan dalam industri maju seperti kecerdasan buatan (AI), komputasi kuantum, perangkat medis, dan manufaktur kedirgantaraan dapat memperoleh tarif pajak perusahaan preferensial sebesar 5% hingga 15 tahun.
- Tarif pajak pekerja ahli/profesional: Untuk menarik pekerja papan atas dengan skill tinggi, pekerja ahli yang memenuhi syarat di JS-SEZ mendapatkan manfaat dari tarif pajak penghasilan pribadi sebesar 15% selama 10 tahun. Ini akan menjadikan Johor tujuan yang menarik bagi para profesional yang sangat terampil.
- Pengurangan bea hiburan: Mulai 1 Januari 2025, pengurangan bea hiburan bertujuan untuk meningkatkan investasi terkait pariwisata dan rekreasi, melengkapi tujuan ekonomi SEZ yang lebih luas.
Foto: Iskandar Regional Development Authority
Lima zona inti dalam Johor-Singapore Special Economic Zone.
(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:
Soal Perizinan, Bos Kawasan Industri Sebut Mental Birokrasi Belum Siap
Next Article Dorong Penguatan Pendidikan & Kesehatan, Jokowi Resmikan 2 KEK Baru