Pembukaan Bursa Asia Bervariasi: Nikkei Menguat Tipis, Kospi Melemah

2 days ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham di kawasan Asia dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini saat para pelaku pasar menantikan keputusan bank sentral China mengenai suku bunga.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,11% pada pembukaan perdagangan setelah data inflasi terbaru dirilis, sementara indeks Topix yang lebih luas juga menguat 0,32%.

Sebaliknya, indeks Kospi Korea Selatan turun 0,95%, dan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq melemah 0,63%.

Di Australia, S&P/ASX 200 memulai hari dengan penurunan 0,98%, menyentuh level terendahnya sejak 1 November.

Sementara itu, kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada di 19.730, mengindikasikan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan dengan penutupan sebelumnya di level 19.752,51.

Pada hari ini, bank sentral China (PBoC) akan mengumumkan kebijakan suku bunganya pada periode Desember 2024. Sebelumnya pada periode November, China mempertahankan suku bunga acuan pinjamannya tidak berubah, sebuah langkah yang sangat dinanti-nantikan menyusul pemotongan tajam biaya pinjaman bulan lalu. Pemberi pinjaman utama China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman 1 tahun dan 5 tahun tetap pada 3,1% dan 3,6%.

Pada bulan Oktober, bank-bank China telah memangkas suku bunga sebagai bagian dari paket stimulus Beijing untuk menghidupkan kembali momentum pertumbuhan, sebuah langkah yang menekan margin keuntungan pemberi pinjaman yang sudah tertekan, membatasi ruang untuk pelonggaran lebih lanjut.

China juga akan merilis produksi industri China secara tahunan sejak periode Januari hingga November 2024. Sebelumnya terpantau produksi industri China hingga Oktober 2024 tercatat 5,8%. Angka tersebut bergerak stagnan dari periode September 2024 yang juga tercatat 5,8%.

Masih dalam hari yang sama, China juga akan merilis tingkat pengangguran periode November 2024. Sebelumnya tingkat pengangguran di China menurun pada periode Oktober 2024 sebesar 5%, dari 5,1% pada periode September 2024.

Selain itu juga terdapat rilis data penjualan ritel China periode November 2024. Sebelumnya penjualan ritel di China mengalami lonjakan pada periode Oktober menjadi 4,8% dari sebelumnya 3,2% dari periode September 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(ras/ras)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Anjlok Lebih Dari 1%, IHSG Melemah ke Level 7.500-an

Next Article Fed Effect Bikin Bursa Asia Dibuka Semringah

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|