Pemeran tokoh Bu Tejo dalam Film Tilik ikut dalam aksi yang digelar Komunitas Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta di Bundaran UGM, Jumat (3/10 - 2025)
Harianjogja.com, SLEMAN—Pemeran tokoh Bu Tejo dalam Film Tilik ikut dalam aksi yang digelar Komunitas Suara Ibu Indonesia di Yogyakarta di Bundaran UGM, Jumat (3/10/2025). Perempuan dengan nama asli Siti Fauziah ini menyampaikan pentingnya akuntabilitas dalam penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Pemerintah Pusat kalau memang salah dalam proses penyelenggaraan program MBG ya ngomong saja salah. Jangan hanya satu dua orang penyelenggara yang merasa ada yang salah terkait penyelenggaraan program ini jadi tidak berani omong,” kata Fauziah ditemui di Bundaran UGM, Jumat.
Mengingat banyak kasus keracunan pangan MBG, Fauziah menegaskan perlu ada evaluasi menyeluruh dari Pusat hingga Daerah terkait program tersebut. Keracunan yang terjadi berpotensi berujung pada kematian.
Bukan soal nyawa saja, kata dia keterlibatan dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan program MBG adalah hak masyarakat, utamanya para ibu. Ibu-ibu yang setiap hari menjaga dan merawat anak sedari bayi khawatir.
“Pemerintah abai atas hak dasar kita sebagai manusia. Kami ini seperti bertanya-tanya, pejabat kan bertemu keluarga mereka juga, kalau terjadi di keluarga mereka sendiri itu gimana empatinya. Bagaimana kalau kita kembalikan, menu MBG mereka dulu yang konsumsi, baru didistribusikan ke kami,” katanya.
Inisiator Sekolah Pagesangan, Diah Widuretno, meminta agar penyelenggaraan program MBG ini dihentikan sementara. Perlu ada evaluasi menyeluruh dan substansial terkait program andalan Presiden Prabowo tersebut.
Menurut Diah penyelenggaraan program ini bukan hanya sentralistik namun juga tidak peka terhadap sistem pangan lokal. Alih-alih mengenalkan sistem pangan lokal, Pemerintah Pusat juga menyodorkan pangan berbahan dasar gandum, seperti spaghetti dan burger.
Anak yang terbiasa dengan bahan pangan impor akan kehilangan kepekaan dan pengetahuan lokal serta keterampilan bertahan hidup. Anak tidak tahu bagaimana potensi pangan sekitarnya bisa menjadi alternatif pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News