Pemilu Berdarah, 21 Tewas Usai Massa Ricuh Putusan Pengadilan

16 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil pemilu di salah satu negara Afrika Selatan yakni Mozambik, berakhir ricuh yang mengakibatkan sebanyak 21 nyawa melayang.

Hasil pemilu di negara tersebut dimenangkan oleh kandidat presiden dari Partai Frelimo yakni Daniel Chapo. Hasil yang dikukuhkan oleh pengadilan tertinggi di negara itu disengketakan pada 9 Oktober lalu.

Pihak berwenang negara itu menyebutkan, hingga saat ini terhitung sebanyak 21 orang tewas yang termasuk diantaranya adalah petugas kepolisian.

Menteri Dalam Negeri Mozambik, Pascoal Ronda mengatakan bahwa gelombang kekerasan dan penjarahan dipicu oleh pengumuman pengadilan sehari sebelumnya.

Ronda mengatakan bahwa pengumuman itu dipimpin oleh sebagian besar pendukung muda dari kandidat yang kalah yakni Venancio Mondlane, yang memperoleh 24% suara, lebih rendah dari Chapo yang memperoleh 65%.

Adapun, dia mengatakan selain 21 orang tewas, terdapat korban luka-luka hingga 25 orang terdiri dari 13 warga sipil dan 13 polisi.

"Dari survei pendahuluan, dalam 24 jam terakhir, tercatat 236 tindakan kekerasan di seluruh wilayah nasional yang mengakibatkan 21 kematian, di antaranya dua anggota polisi Republik Mozambik juga tewas," kata Ronda dilansir dari New York Times, dikutip Rabu (25/12/2024).

Ronda menyebutkan, mengatakan kejadian itu mengakibatkan 25 kendaraan dibakar, termasuk dua kendaraan polisi. Selain itu, Ronda mengungkapkan sebuah penjara diserang dan dirusak hingga 86 narapidana dibebaskan.

Tak berhenti di situ, kericuhan semakin meningkat menjelang putusan Dewan Konstitusi pada hari Senin lalu, diikuti dengan protes keras dimulai segera setelah pengumumannya.

Ditambah, ada rekaman beredar di platform media sosial yang menunjukkan pengunjuk rasa membakar dan menjarah toko-toko di Maputo dan kota Beira.

Kandidat calon presiden yang kalah yakni Mondlane menyerukan penutupan mulai hari Jumat. Negara berpenduduk 34 juta orang itu telah gelisah sejak pemilihan umum 9 Oktober.

Hal itu salah satunya lantaran para pendukung Mondlane, sebagian besar ratusan ribu anak muda, turun ke jalan dan terkadang dibalas tembakan dari pasukan keamanan.

Lebih dari 150 orang tewas akibat kekerasan pasca pemilu sejak hasil awal diumumkan oleh badan pemilihan umum negara itu.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rezim Assad Runtuh, PBB Dorong Pemilu Bebas & Adil di Suriah

Next Article Trump Janji ke Pendukung Tak Ada Pemilihan Suara Lagi Jika Dia Menang

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|